Syariah

Menyelami Keutamaan dan Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah

Rabu, 30 April 2025 | 11:58 WIB

Menyelami Keutamaan dan Peristiwa Penting di Bulan Dzulqa’dah

ilustrasi bulan Dzulqadah. (Foto: NU Online)

Bulan Dzulqa’dah merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-hurum) dalam kalender hijriah. Bulan ini memiliki keistimewaan tersendiri karena Allah swt mengangkatnya sebagai waktu yang penuh keberkahan. Dalam bulan ini, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, memperbanyak amal kebaikan, dan menjaga diri dari perbuatan maksiat.


Dzulqa’dah adalah bulan pertama dari empat bulan haram, bersama Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Dalam bulan-bulan ini, segala bentuk amal saleh mendapat pahala yang dilipatgandakan, sementara kemaksiatan akan membawa dampak yang lebih besar. Oleh karena itu, umat Islam diingatkan untuk lebih waspada dalam menjaga ucapan dan perilaku selama berada di dalamnya.


Selain menjadi bulan haram, Dzulqa’dah juga memiliki kedudukan penting karena termasuk dalam bulan-bulan pelaksanaan haji, yakni Syawal, Dzulqa’dah, dan sepuluh hari pertama Dzulhijjah. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Dikutip dari NU Online karya Nur Rochmad. Berikut ini keistimewaan bulan Dzulqa’dah adalah sebagai berikut: 


Pertama, Dzulqa’dah merupakan bulan pertama dari empat bulan yang dimuliakan (al-asyhur al-hurum). Empat bulan haram yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Allah swt berfirman:

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ (سورة التوبة: ٣٦)


Artinya, “Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan yang diagungkan (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab).” (QS at-Taubah: 36)

ADVERTISEMENT BY OPTAD


Kedua, bersama Syawal dan sebagian Dzulhijjah, Dzulqa’dah termasuk dalam bulan-bulan pelaksanaan ibadah haji. Ini memperkuat statusnya sebagai bulan yang mengawali rangkaian ibadah besar dalam Islam. Allah swt berfirman:


  اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ (البقرة: ١٩٧)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


 Artinya, “Musim haji itu pada bulan-bulan yang telah dimaklumi (ditentukan).” (QS al-Baqarah: 197)


Ketiga, Rasulullah saw tidak pernah melakukan umrah kecuali pada bulan Dzulqa’dah. Sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu meriwayatkan:


 اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَرْبَعَ عُمَرٍ، كُلَّهُنَّ فِي ذِي القَعْدَةِ، إِلَّا الَّتِي كَانَتْ مَعَ حَجَّتِهِ، عُمْرَةً مِنَ الحُدَيْبِيَةِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ العَامِ المُقْبِلِ فِي ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مِنَ الجِعْرَانَةِ، حَيْثُ قَسَمَ غَنَائِمَ حُنَيْنٍ فِي  ذِي القَعْدَةِ، وَعُمْرَةً مَعَ حَجَّتِهِ (رواه البخاري) - 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Artinya, “Rasulullah saw berumrah sebanyak empat kali, semuanya pada bulan Dzulqa’dah kecuali umrah yang dilaksanakan bersama haji beliau, yaitu satu umrah dari Hudaibiyah, satu umrah pada tahun berikutnya, satu umrah dari Ji’ranah ketika membagikan rampasan perang Hunain dan satu lagi umrah bersama haji.” (HR al-Bukhari).


Keempat, Dzulqa’dah adalah 30 malam yang disebutkan oleh Allah swt. Allah swt dalam firman-Nya;


 وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً، وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ (سورة الأعراف: ١٤٢)


Artinya, “Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa untuk memberikan kepadanya kitab Taurat setelah berlalu tiga puluh malam (bulan Dzulqa’dah), dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh malam lagi (sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya menjadi empat puluh malam. Dan Musa berkata kepada saudaranya, yaitu Harun, “Gantikanlah aku dalam memimpin kaumku, dan perbaikilah dirimu dan kaummu, dan janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS al-A’raf: 142)


Menelusuri peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Dzulqa’dah dapat menjadi refleksi penting bagi umat Islam dalam memperkuat keimanan, meningkatkan kualitas ibadah, serta memahami perjalanan sejarah Islam.


Di antara peristiwa-peristiwa pada bulan Dzulqa’dah yakni sebagai berikut:

1. Pada Dzulqa’dah tahun kelima hijriah terjadi Perang Bani Quraizhah.

2. Pada hari kamis, 6 Dzulqa’dah tahun kesepuluh hijriah, Rasulullah berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk melaksanakan haji wada’.   

3. Pada Dzulqa’dah tahun ketiga hijriah, terjadi perang Badr Sughra.  

4. Pada hari Sabtu, tanggal 7 Dzulqa’dah tahun 403 H, wafat seorang ulama ahli ilmu kalam dan ahli debat yang sangat masyhur, yaitu Imam Abu Bakr al-Baqillani. Beliau adalah salah seorang pejuang, pembela dan penyebar mazhab Asy’ari yang tiada lain adalah mazhab Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) ke berbagai penjuru. Berkat kegigihan dan perjuangan beliau dan ulama-ulama Aswaja lainnya saat itu, aqidah dan ajaran kelompok-kelompok yang menyimpang semakin tenggelam dan ditinggalkan para pengikutnya. 


Memahami keutamaan dan peristiwa penting yang terjadi pada bulan Dzulqa’dah hendaknya menjadi dorongan bagi umat Islam untuk memperbaiki kualitas ibadah, memperkuat iman, serta menjadikan sejarah sebagai bahan refleksi.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND