NU Online Jombang,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melalui Lembaga Falakiyah (LF PBNU) menetapkan bahwa awal bulan Sya'ban 1446 H jatuh pada Jumat, 31 Januari 2025 M. 

Pengumumam tersebut didasarkan dari data Falakiyah tentang hilal pada 29 Rajab 1446 H, Rabu Legi, 29 Januari 2025 menunjukkan bahwa hilal masih berada di bawah ufuk. Dalam artian hilal juga belum memenuhi kriteria imkan rukyah (visibilitas hilal) dengan minimal ketinggian 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

"Berdasarkan minimal 5 metode ilmu falak qhat'iy pada Rabu Legi, Rajab 1446 H/ 29 Januari 2025 M kedudukan hilal di seluruh Indonesia adalah di bawah ufuk. Sehingga memenuhi butir kedua keputusan Muktamar ke-34 NU terkait ilmu falak dalam penentuan ibadah. Yakni rukyah hilal tidak bersifat fardhu kifayah atau sunah saat hilal di bawah ufuk," tulis pengumuman tersebut.

Mengingat hilal belum memenuhi kriteria imkan rukyah, bahkan masih di bawah ufuk, maka LF PBNU tidak menginstruksikan rukyatul hilal. 

Lebih lanjut, karena hilal masih di bawah ufuk sehingga bulan Rajab 1446 H digenapkan menjadi 30 hari berdasarkan metode istikmal.

"Sebagai tindak lanjutnya, maka awal bulan Sya'ban 1446 H bertepatan dengan Jumat Pon 31 Januari 2025 M (mulai malam Jumat) atas dasar istikmal," Begitulah yang tertulis dalam Pengumuman Nomor: 22/PB.08/A.ll.01.13/13/12/2025, yang dikeluarkan pada Rabu (29/1/2025).

LF PBNU mengucapkan terima kasih atas kontribusi dan partisipasi Nahdliyyin. Pihaknya juga meminta seluruh jajaran Lembaga Falakiyah PWNU dan PCNU se-Indonesia untuk menyampaikan ikhbar ini. 

"Diharapkan bertindak aktif untuk menyebarluaskan pengumuman awal bulan Sya'ban 1446 H ini kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya jajaran pengurus di wilayah/cabangnya masing-masing," tambahan di pengumuman.

Seiring masuknya Almanak Hijriyah Nahdlatul Ulama ke bulan Sya'ban 1446 H, mari berdoa: 

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَ شَعْبَانَ وَ بَلِغْنَا رَمَضَانَ