NU Online Jombang, 
Sedari awal bulan Ramadan, permintaan akan janggelan atau cincau hitam mengalami lonjakan yang signifikan. Ini yang dialami salah seorang pelaku usaha atau produsen janggelan di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Cak Mat. 

Ia mengaku produksi janggelannya meningkat hingga dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan biasa. “Biasanya kami hanya memproduksi sekitar 26 blek untuk dua hari sekali, tetapi sejak awal Ramadhan, kami harus menyiapkan setidaknya 78 karena permintaan yang melonjak,” ujarnya, Senin (24/3/2025).

Satu blek janggelan dihargai Rp50 ribu. Sehingga omzet penjualan jika bulan Ramadhan mencapai dua kali lipatnya.

“Tidak setiap hari kami memasak, kadang satu kali masak dalam untuk waktu dua hari. Untuk pembeli kebanyakan warga Jombang sendiri,” katanya.

Cak Mat sapaan akrabnya mengaku, sudah puluhan tahun silam menekuni usaha produksi janggelan. Pada bulan suci Ramadhan ini lebih banyak peminatnya dari pada biasanya.

"Di bulan suci Ramadhan harga tetap seperti biasanya meski peminatnya lebih banyak. Kami hanya menjaga kualitas dan harga saja," ucapnya.

Janggelan banyak digunakan sebagai bahan utama dalam minuman segar seperti es cincau, es campur, hingga es teler yang menjadi favorit masyarakat saat berbuka puasa. 

Selain rasanya yang menyegarkan, janggelan juga dikenal memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu melancarkan pencernaan dan menurunkan suhu tubuh setelah seharian berpuasa.

Sementara salah satu pedagang minuman berbuka puasa di kawasan Cukir, Sofiana mengatakan bahwa penjualan minuman berbasis janggelan selalu meningkat selama Ramadhan.

“Cincau hitam jadi pilihan utama pelanggan karena teksturnya lembut dan menyegarkan. Saya bisa menjual lebih dari biasanya dan jauh lebih banyak dibandingkan hari biasa,” tandasnya