• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 19 Maret 2024

Khutbah

Khutbah Jumat: Puasa sebagai Pintu Ibadah

Khutbah Jumat: Puasa sebagai Pintu Ibadah
Khutbah Jumat: Puasa sebagai Pintu Ibadah
Khutbah Jumat: Puasa sebagai Pintu Ibadah

الحَمْدُ لِلَّهِ, الحمد لله الذَّى أنْعَمَ عَليْنَا بِنعْمة الإيْمانِ والْإسْلام, وكَتبَ علينا الصيامَ الذِى هو رُكْنٌ مِنْ أركانِ الاسلام, أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شهادَةَ أدخرها ليوم الزحام, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السلام. اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ.
 أمَّا بعْدُ, فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهِ تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ تدخلوا جنة ربكم بسلام


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah


Marilah kita bersama-sama menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai ruang untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah ta'ala dengan meninggalkan aneka-aneka larangan dan bergempita menuju  amal-amal kebaikan. 


Dari sekian banyak ibadah, puasa adalah ibadah yang sifatnya paling pribadi, privat, dan personal, tanpa kemungkinan bagi orang lain untuk dapat mengetahui, dan apalagi menilai puasanya. Karena itulah ada hadits qudsi riwayat Muslim:

فَإنَّهُ لِي وَانا اَجْزِى بِهِ


"Puasa adalah untuk-Ku, dan akulah yang menanggung pahalanya."


Ditilik dari puasanya​, memang sedemikian privat sifatnya, namun dlm Ramadhan ada aneka banyak semangat kejamaahan, semangat sosial, dan saling membantu sesama.


Dalam bagian konteks ini ada hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang memberitakan, "Barang siapa memberi buka puasa kepada orang lain hingga kenyang, Allah akan mengampuni dosa-dosanya, dan kelak di akhirat nanti Allah akan memberinya minuman penolak dahaga hingga masuk surga. Dan orang itu juga mendapatkan pahala sebagaimana pahala mereka yang diberinya makanan berbuka tanpa terkurangi pahala sedikit saja.


Bukankah hal-hal semacam ini  adalah bagian anugerah istimewa selama kita berada di Ramadhan? Andaikan kita terus  memahami hikmah yang terkandung di dalam Ramadhan, pastilah kita akan mengharap seluruh bulan menjadi Ramadhan. Rasulullah bersabda:


لَوْتَعْلَمُ اُمَّتىِ مَا فِى رَمَضَانَ لَتَمَنَّوْا اَنْ تَكُوْنَ السَّنَةُ كُلُّهَا رَمَضَانَ, لِأَنَّ الْحَسَنَةَ فِيْهِ مُجْتَمِعَةُ وَالطَّاعَةِ مَقْبُولَةُ وَالدَّعَوَاةِ مُسْتَجَابَةُ وَالذُّنُوْبَ مَغْفُوْرَةُ وَاْلْجنَّةُ مُشْتَاقَةُ لَهُمْ


"Andaikata umatku tahu yakni mengerti apa yang terkandung dalam Ramadhan, maka mereka akan mengharapkan satu tahun itu akan menjadi bulan Ramadhan. Karena di dalam Ramadhan seluruh kebaikan dikumpulkan, semua ketatan diterima (Allah) semua do'a dikabulkan, dosa-dosa diampunkan. Dan surga-surga merindukan mereka.


Jama'ah Jumat yang dimuliakan Allah.

 

Satu minggu bulan Ramadhan telah berjalan, tujuh hari puasa akan kita jalankan. Makan sahur di malam hari menahan lapar hingga Maghrib menjelang. Apakah perubahan yang telah kita rasakan? Adakah perubahan itu begitu jelas menjelma dalam amal-amal yang kita lakukan? Ataukah kita hanya merasa lapar dan kehausan saja, tanpa belum ada titik perubahan?


Marilah, senyampang puasa kita baru akan satu minggu. Mari kita intropeksi diri kita masing-masing apakah kita telah menemukan hikmah puasa Ramadhan kali ini? Tentunya jawabnya ada pada diri kita masing-masing. Jangan sampai kita termasuk dalam golongan:


كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاَّ الْجُوْعُ وَ الْعَطَشُ


"Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus".


Ayyuhas shaimun rahimakumullah.

 

Puasa dan Ramadhan sedemikian mulia dan agung. Dalam haditsnya Nabi Muhammad  menyebut puasa sebagai pintu ibadah. Nabi bersabda:


لِكُلِّ شَيْءٍ باَبٌ وَباَبُ الْعِباَدَةِ الصَّوْمِ
 أخرجه ابن المبارك في الزهد ، ومن طريقه أبو الشيخ في الثواب من حديث أبي الدرداء


"Segala sesuatu ada pintu masuknya, dan pintu ibadah adalah puasa."


Hal ini menimbang betapa penting dan menimbang nilai guna ibadah puasa ini, maka ia kerap diberlakukan sebagai ibadah terapis sebagai penangkal tumbuh liarnya nafsu syahwat libido, misalnya dalam hadits riwayat Imam Al-Bukhari dari Ibn Mas'ud, dapat kita telaah anjuran Rasulullah Muhammad kepada para pemuda yang belum memiliki persiapan matang untuk menikah, dianjurkan untuk berpuasa, yang dalam bahasa beliau disebut sebagai Wija' (alat kendali).


Hadirin Jum'at yang berbahagia.
Dalam pandangan para ulama, puasa disebut sebagai pintu ibadah itu dikarenakan ia berfungsi terhadap dua hal. Pertama, puasa dapat mencegah sesuatu yang dilarang agama dan kedua, puasa adalah bentuk penyerangan terhadap godaan setan.
 

Detailnya adalah sebagai berikut:


Pertama, puasa berpotensi mencegah hal-hal yang dilarang, mencegah diri dari nafsu syahwat dan bahwa puasa itu adalah ibadah personal eksklusif, yakni ibadah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Berbeda dengan salat, zakat dan ibadah selain keduanya yang masih mungkin dilihat sesama, sehingga dikhawatirkan tersusupi perasaan bangga dan bertindak pamer. Padahal bukankah telah maklum, bahwa keduanya adalah penyebab utama tertolaknya suatu ibadah dan ketaatan.


Kedua, puasa adalah sebentuk penyerangan terhadap setan, sebagai musuh Allah dan kita semua. Disebut menyerang setan, karena ia tidak akan mampu menggoda manusia, kecuali dengan jalan pemenuhan nafsu syahwat. Nah, rasa lapar dan dahaga adalah upaya preventif untuk menaklukkan segala nafsu syahwat yang tidak lain adalah piranti setan untuk menggoda manusia.


Oleh karena itu, Maasyiral Muslimin Rahimakumullah


Jika piranti ini ditiadakan, adalah menjadi niscaya pula hilangnya aktivitas godaan itu. Karena itu, Nabi Muhammad bersabda:

 

"Sesungguhnya setan itu menyusuri putra Adam, sebagaimana aliran darah, maka sempitkan alirannya dengan lapar." 
Dengan hadits ini, kita dapat memahami makna hakikat hadits Nabi yang diriwayatkan Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad  shallaahu 'alayh wasallam pernah bersabda: 


إِذَا جَاءَ رمضانُ فُتِحتْ ابْوَابُ الْجنَّةُ وغُلِقَتْ أبْوابُ الْنّارُ وصُفِدَتْ أبْوابُ الشّياطِيْنُ


"Apabila bulan Ramadhan tiba, pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Setan-setan dibelenggu. Maka berserulah seorang penyeru : "Wahai, siapa yang menginginkan kebaikan datanglah! Dan siapa yang ingin (melakukan) kejahatan, cegahlah dirimu! (H.R. Turmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim)


Dari komparasi dua hadits di atas, kiranya telah jelas bahwa yang dimaksud setan dibelenggu, lebih mengena diartikan bahwa peluang dan piranti setan untuk menggoda manusia di bulan puasa Ramadhan benar-benar ditutup, dikendalikan dengan terapi lapar manusia yang berpuasa. Dengan ditutupnya peluang melakukan dosa bermakna neraka siksaan telah pula ditutup dan yang tinggal kemudian adalah bekerjanya nurani manusia untuk kembali pada jalan Allah yang membawanya menuju surga keridhaan Allah Ta'ala.

 

Akhirnya, khotbah ini hendak menegaskan bahwa semuanya kemudian kembali pada pribadi kita masing-masing untuk mengetuk dan mau membuka pintu ibadah ini. Kita sambut dan jemput dengan gempita peluang berharga yang dihadiahkan Allah Ta'ala ini, yang dengan puasa ini, ibadah-ibadah atau penghambaan yang lain menjadi terbuka dan mudah untuk dimakna dan dijalankan.

 


باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.


*Yusuf Suharto, pengurus Aswaja NU Center Jawa Timur 


Khutbah Terbaru