Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Zalimi Diri di Bulan Rajab, Perbanyak Kebaikan dan Jauhi Keburukan

Kamis, 9 Januari 2025 | 09:00 WIB

Khutbah Jumat: Jangan Zalimi Diri di Bulan Rajab, Perbanyak Kebaikan dan Jauhi Keburukan

Ilustrasi melangitkan zikir di bulan Rajab sebagai bentuk memuliakannya. (Foto: Freepik)

Khutbah I

 الْحَمْدُ لِلهِ مُشْرِفِ الْأَوْقَاتِ وَالدُّهُوْرِ ، وَمُدَبِّرِ الْأَحْوَالِ فِيْ الْأَيَّامِ وَالشُّهُوْرِ ، وُمَسَهِّلِ الْصِّعَابِ وَمُيَسِّرِ الْأُمُوْرِ ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً نَفُوْزُ بِهَا الْأُجُوْرَ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى خَيْرِ الْأُمُوْرِ ، اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ النَّاسِ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ وَانْشِرَاحِ الصُّدُوْرِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْهِمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ


أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْقَدِيْرِ الْقَائِل فِي مُحْكَمِ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:  يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ . وقَالَ: إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Marilah kita bersama memantapkan komitmen dan kesungguhan hati dalam menjalankan setiap perintah Allah. Kita tunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan oleh-Nya (المَأْمُوْرَاتُ), baik yang bersifat wajib (الوَاجِبَاتُ), yaitu hal-hal yang harus kita lakukan, maupun yang bersifat sunnah (المَنْدُوْبَاتُ), yakni amalan yang dianjurkan.


Tidak hanya itu, mari kita jauhi pula segala larangan Allah (المَنْهْيَاتُ), baik berupa hal-hal yang wajib ditinggalkan, maupun perkara-perkara yang sebaiknya dihindari, yaitu yang dimakruhkan (المَكْرُوْهَاتُ). Inilah langkah nyata untuk meraih kehidupan yang sejati—kehidupan yang penuh keberkahan di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat.  


Insyaallah, jika kita istikamah dalam ketaatan ini, maka janji kebahagiaan dunia dan akhirat yang Allah tetapkan akan menjadi milik kita. Semoga Allah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Bulan Rajab adalah bulan yang sangat dihormati dan dianggap sakral dalam Islam. Selain menjadi salah satu bulan haram, Rajab juga menandai awal dari bulan-bulan mulia berikutnya, yaitu Sya’ban dan Ramadhan. Tentang keutamaan bulan Rajab Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 36:


 إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِندَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلاَ تَظْلِمُواْ فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ


Artinya, "Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu."


Ayat ini menjelaskan bahwa di antara dua belas bulan dalam setahun, terdapat empat bulan haram yang dimuliakan oleh Allah swt, yaitu Zulqa’dah, Zulhijjah, Muharram, dan Rajab. Bulan-bulan ini disebut "haram" karena memiliki nilai sakralitas dan keagungan yang tidak ditemukan pada bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, kita diperintahkan untuk tidak menzalimi diri sendiri di dalamnya.


Apa yang dimaksud dengan menzalimi diri sendiri?


Para ulama tafsir menjelaskan bahwa larangan menzalimi diri sendiri dalam ayat tersebut adalah larangan untuk merusak kemuliaan bulan haram dengan melakukan maksiat dan meninggalkan ketaatan. Imam al-Baghawi, dalam kitab tafsirnya, menyebutkan:


العَمَلُ الصَّالِحُ أَعْظَمُ أَجْرًا فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ، وَالظُّلْمُ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهُنَّ


Artinya, "Amal saleh lebih besar pahalanya di bulan-bulan haram, sedangkan maksiat di dalamnya juga lebih besar dosanya dibandingkan bulan-bulan lainnya."


Dengan kata lain, bulan haram adalah kesempatan bagi kita untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Segala kebaikan yang kita lakukan di bulan ini akan dilipatgandakan oleh Allah swt. Begitu pula, kemaksiatan yang dilakukan pada bulan ini akan mendapatkan balasan dosa yang lebih besar.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Bulan Rajab, yang saat ini kita jalani, merupakan salah satu bulan haram yang menjadi awal dari rangkaian bulan-bulan mulia, yaitu Rajab, Sya’ban, dan Ramadhan. Bulan ini adalah momen untuk mempersiapkan diri menyongsong kemuliaan bulan Ramadhan.


Karena itu, bulan Rajab selayaknya kita jadikan momentum untuk memperbaiki diri, memperbanyak ibadah, dan meningkatkan ketaatan kepada Allah swt. Jangan sampai kita mengotori keagungan bulan ini dengan perbuatan dosa, seperti meninggalkan shalat, berbohong, atau bahkan melakukan tindak kezaliman kepada orang lain.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Syekh Wahbah az-Zuhaili juga menjelaskan, larangan menzalimi diri sendiri pada bulan-bulan haram ini adalah bukti kasih sayang Allah swt. Allah tidak ingin hamba-Nya mendapatkan siksa yang berlipat ganda akibat kemaksiatan yang dilakukan di bulan-bulan ini.


وَالْمُرَادُ النَّهْيُ عَنْ جَمِيْعِ الْمَعَاصِي بِسَبَبٍ مَا لِهذِهِ الْأَشْهُرِ مِنْ تَعْظِيْمِ الثَّوَابِ وَالْعِقَابِ فِيْهَا


Artinya, "Yang dimaksud (dari ayat larangan menzalimi diri sendiri), adalah larangan dari semua bentuk maksiat dengan sebab apa pun pada bulan-bulan haram ini, (hal itu) disebabkan besarnya pahala dan siksaan di dalamnya."


Oleh karena itu, bulan ini adalah waktu yang tepat untuk kita bertaubat, memohon ampunan, dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah swt. 


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Jika ada yang bertanya, “Mengapa Allah melipatgandakan pahala atas kebaikan dan siksa atas kemaksiatan justru pada bulan-bulan tertentu?” Maka jawabannya adalah bahwa Allah sebenarnya memberikan pahala atas setiap kebaikan dan ketaatan yang dilakukan, serta memberikan siksa atas setiap kejelekan dan maksiat yang dikerjakan, tidak terbatas pada bulan-bulan tertentu saja. Hal ini berlaku sepanjang waktu, di seluruh bulan dalam setahun.


Namun, Allah, dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya, telah memilih beberapa bulan tertentu untuk menjadi waktu yang istimewa. Pada bulan-bulan ini, amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya, begitu pula dosa dari kejelekan dan maksiat menjadi lebih besar timbangannya. Ini adalah hak prerogatif Allah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa. Allah berhak menentukan waktu-waktu tertentu untuk memberikan keutamaan atau bahkan peringatan. Hal ini adalah sesuatu yang jaiz (boleh) bagi Allah, dan tidak ada yang dapat membatasi kehendak-Nya. Sebagaimana disebutkan oleh Imam Ibnu Katsir:


إِنَّ اللهَ اصْطَفَى صَفَايَا مِنْ خَلْقِهِ، اِصْطَفَى مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلًا وَمِنَ النَّاسِ رُسُلًا وَاصْطَفَى مِنَ الشُّهُوْرِ رَمَضَانَ وَالْأَشْهُرَ الْحُرُمَ


Artinya, "Allah memilih beberapa makhluk-Nya untuk dimuliakan. Allah memilih para nabi dari manusia, memilih para malaikat sebagai rasul-Nya, dan memilih beberapa bulan, seperti Ramadhan dan bulan-bulan haram, sebagai waktu yang penuh kemuliaan. Maka muliakanlah apa yang dimuliakan oleh Allah."


Pilihan Allah ini mengandung hikmah yang mendalam, mengingatkan kepada kita untuk semakin meningkatkan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan, terutama pada waktu-waktu yang telah dimuliakan-Nya. 


Oleh sebab itu, marilah kita menghormati bulan Rajab ini dengan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan dan memperbanyak amal saleh. Jadikan bulan ini sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT.


Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah.


Sebagai penutup, khatib mengingatkan diri khatib sendiri dan seluruh jamaah, bahwa bulan Rajab adalah bulan yang sangat mulia. Maka, mari kita gunakan kesempatan ini untuk memperbanyak ibadah, menjauhi dosa dan maksiat, dan bertaubat kepada Allah swt dengan memohon ampun atas segala dosa dan berkomitmen untuk tidak mengulanginya.


Semoga Allah swt memudahkan kita untuk menjalani bulan ini dengan penuh kebaikan dan keberkahan. Dan semoga kita semua dipertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan bersih dari dosa dan penuh semangat dalam meningkatkan ketakwaan kita.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ


أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

*Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang.