• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Senin, 29 April 2024

Daerah

Saat Ini Banyak Orang yang Kehilangan Pikiran Positifnya

Saat Ini Banyak Orang yang Kehilangan Pikiran Positifnya

NU Jombang Online, 
Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH. Agoes Ali Masyhuri mengatakan, saat ini banyak orang yang kehilangan dirinya sendiri. Orang yang demikian ini ia sebut dengan orang yang kehilangan akal pikiran sehatnya, sehingga tak pernah bisa berpikir positif.

"Hari ini banyak orang kehilangan dirinya sendiri, dan pasti kehilangan segalanya," katanya saat menyampaikan ceramah agama pada acara peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Agung Baitul Mukminin Alun-alun Jombang, Ahad malam (19/5).

Kiai yang kerap disapa Gus Ali ini menyebut, orang yang kehilangan akal mulai banyak ditemui saat menjelang pemilu 2019 hingga saat ini. Mereka tidak bisa berpikir positif, justru sikap kedengkian yang dikedepankan.

Biasanya, lanjut dia, orang yang demikian itu cenderung tidak percaya diri. Dan saat bersaing atau berkompetisi juga tidak bisa bersaing dengan sehat, karena pada dirinya sudah tertanam rasa tidak percaya diri. "Orang yang tidak percaya diri, pasti juga tidak percaya diri bersaing sehat dengan lawannya," jelasnya.

Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo, Jawa Timur ini, seseorang penting memiliki pikiran yang positif, pasalnya hal ini akan bisa menghiasi hari-harinya dengan hal-hal yang positif pula. "Belajarlah berpikir positif, jangan sampai kepala kita dipenuhi sampah-sampah kehidupan yang seluruh persoalan dimasukkan kepala," ucapnya.

Gus Ali menegaskan, orang yang memiliki pikiran positif adalah termasuk orang yang berjiwa besar. Ia tidak akan melihat sesuatu kecuali melihat dengan pandangan yang positif. Lebih dari itu, lanjut dia, ia juga bisa menghargai dan mengakui kesuksesan orang lain. "Dan di anatara jiwa yang besar adalah mau mengakui kesuksesan orang lain," pungkasnya. (Syamsul Arifin)


Editor:

Daerah Terbaru