NU Jombang Online,Â
Kasus yang cenderung berbau SARA kembali terjadi beberapa hari terakhir. Mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di Pulau Jawa menjadi korban.
Situasi ini memantik beberapa organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung berupaya untuk kembali merajut dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa. Organisasi tersebut di antaranya PMII, HMI, GMNI dan KAMMI. Sementara upaya yang dilakukan salah satunya adalah Dialog Kebangsaan dengan mengundang sejumlah elemen yang beragam.
Ketua Umum PMII Cabang Jombang, M Irkham Thamrin mengungkapkan, beberapa organisasi kemahasiswaan di atas sampai saat ini berusaha semaksimal mungkin untuk meredakan situasi yang terjadi kala itu. Hal ini dilakukan agar ke depan tidak kembali terulang.
Menurut pandangannya, kasus intoleransi dan atau kasus berbau SARA sebetulnya sering terjadi di Tanah Air, dan belum bisa dihilangkan dari Bumi Pertiwi. Meski ia menilai bahwa kasus itu adalah kasus lama.
Ini menandakan ideologi Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, dan ke-Bhinnekaan belum sepenuhnya dapat diamalkan oleh warga negara.
Sementara PMII, kata dia, mengajarkan bagaimana sikap kesetaraan dan toleransi bisa menjiwai para kader PMII. Dan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) merupakan narasi keilmuan dalam PMII yang mengajarkan mereka bersikap sebagaimana nilai-niai yang ada di Pancasila.
"Dalam PMII kita menngenal NDP, beberapa pilar di dalamnya seperti hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan Alam dan hubungan manusia dengan manusia itu sendiri," tuturnya kepada media ini, Selasa (27/8).
Pria 25 tahun asal Pekalongan ini menambahkan, beberapa poin dari Nilai Dasar Pergerakan merupakan wajah dari PMII yang harus dimaknai sebagai bentuk pengoptimalan sikap egaliter juga toleransi. "Untuk itu kita sebagai kader PMII senantiasa akan merawat betul terhadap keberagaman yang ada di Indonesia, termasuk tidak akan mempermasalahkan terkait SARA," imbuhnya.
Pilar ini menjadi pondasi kuat bagi kader PMII di setiap lini untuk memperjuangkan sikap yang ideal terhadap Tuhannya, antar sesama bangsa serta kepada Alamnya. "Belum lagi dengan Aswaja, yang di dalam teori dan praktiknya menekankan akan pentingnya sikap saling menghormati antar bangsa juga mengajarkan sikap toleransi. Kader PMII tanpa diajak untuk mengibarkan toleransi, justru sudah mempraktikkannya lebih dulu," jelas Irham sapaan akrabnya.
Ia mengesankan, PMII khususnya di Jombang akan selalu mengawal sikap ke-Bhinnekaan dan toleransi serta mencegah kejadian kasus SARA ataupun intoleransi. "Kami PMII akan senantiasa mengawal sikap-sikap itu, karena merupakan salah satu tugas kami, dan kami sudah diajarkan sejak dikenalkan dengan PMII bahwa sikap ke-Bhinnekaan dan toleransi adalah media pemersatu bangsa," tutupnya. (Anggit/Rifqi Nurul Hidayat/Syamsul Arifin)Â
Terpopuler
1
Polemik Kenaikan PBB, Anggota DPRD Jatim Ingatkan Pemerintah Kebijakan Harus Berbasis Kajian Mendalam
2
LF PBNU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin Besok, Mualid Nabi 2025 pada 5 September
3
IPNU-IPPNU Sambongdukuh Meriahkan HUT RI dengan Aneka Lomba
4
Saat Mbah Wahab Berusaha 'Menyuap' Mbah Bisri: Kisah 2 Ulama Jombang Seperguruan tapi Beda Sikap
5
Forum Syuriyah PCNU dan MWCNU Se-Jombang Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Sekolah 5 Hari, Usul Kembali ke 6 Hari
6
PC ISNU Jombang Masa Khidmah 2025-2029 Resmi Dilantik, Tegaskan akan Bentuk PAC di setiap Kecamatan
Terkini
Lihat Semua