• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Melihat Pola Pembelajaran Pesantren Mamba'ul Ma'arif di Tengah Pandemi

Melihat Pola Pembelajaran Pesantren Mamba'ul Ma'arif di Tengah Pandemi
Masjid Jami Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang. (Foto: NU Jombang Online)
Masjid Jami Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang. (Foto: NU Jombang Online)

NU Jombang Online, 
Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Kabupaten Jombang kembali menarik santrinya hingga 90 persen. Ini setelah beberapa bulan sebelumnya dipulangkan lantaran dikhawatirkan terkena Covid-19. Adapun jumlah santri keseluruhan yang menimba ilmu di pesantren yang didirikan pendiri NU, KH Bisri Syansuri itu lebih dari 2000 santri.

"Alhamdulillah sudah 90 persen santri sudah balik ke pesantren," kata Pengasuh Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang, KH Abdussalam Shokhib kepada NU Jombang Online saat ditemui di kediamannya beberapa waktu terakhir.

Dirinya mengaku, pesantren memiliki kebijakan yang cukup longgar di dalam proses pengembalian santri di masa pandemi. Tidak seperti sebelum-sebelumnya yang cenderung diatur tepat waktu, sesuai jadwal kembalinya santri sebagaimana ditentukan pesantren.

"Yang berkenan mengembalikan anaknya dipersilakan dan kalau ada yang khawatir ya kita mentolerir. Karena dalam situasi yang seperti ini tidak mungkin kita mewajibkan kalau secara mentalitas dan psikis belum siap," ujarnya.

Ia menegaskan, semua santri yang telah kembali ke pesantren sudah aktif mengikuti kegiatan-kegiatan santri. Dari shalat berjamaah, ngaji, hingga madrasah diniyah. "Tentu tetap mengikuti rekomendasi pemerintah ya, menjaga protokol kesehatan. jamaah shalat lihat waktu kita tetap jaga jarak, saat ngaji dan di madrasah diniyah memakai masker," imbuhnya. 

Aktivitas-aktivitas pesantren berjalan seperti sedia kala. Bahkan tidak ada pelajaran atau waktu-waktu ngaji yang dikurangi. Hanya saja polanya yang diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kerumunan saat aktivitas pesantren berlangsung. Seperti mengurangi jumlah santri di dalam ruang belajar.

"Kalau kegiatan pesantren sama seperti semula, karena yang agak longgar itu kan kegiatan sekolahnya karena mengikuti arahan dari pemerintah. Dan sampai sekarang belum diperbolehkan tatap muka," 

Tingkatkan Imun dengan Olahraga
Hampir setiap hari, pada pagi hari sebelum memulai aktivitas pesantren, para santri diinstruksikan untuk senam di halaman pesantren. Hal ini untuk menjaga imunitas santri tetap terjaga di tengah rentannya persebaran Covid-19.

Tidak hanya itu, setiap dua minggu sekali khusus santri putra bermain sepak bola di lapangan. Biasanya, saat situasi normal, olahraga ini hanya dilakukan santri satu bulan sekali.

"Olahraga intes dilakukan santri, kalau waktu normal olahraga satu minggu sekali sekarang hampir setiap hari. Semam juga sepak bola," ujarnya.

Menurutnya, kesehatan santri dalam situasi seperti sekarang harus lebih diperhatikan. Karenanya, pesantren dituntut bisa mengatur waktu dengan seimbang antara waktu belajar santri dan berolahraga.

Mengatur Pola Makan Santri
Selain olahraga, Pesantren Mamba'ul Ma'arif juga mengatur pola makan santri makanan-makanan yang sehat. Setiap hari, santri diberikan makan tiga kali. "Kalau waktu normal kita persilakan makan dua kali atau tiga kali. Karena biasanya santri juga makan di luar. Sekarang semua santri harus makan tiga kali dari pondok," tuturnya.

Di samping itu, santri tidak diperkenankan lagi makan dalam satu wadah untuk porsi lebih dari satu santri. Karena hal itu mengundang kerumunan yang rentan akan virus Corona. "Dari awal di surat edaran pesantren kita instruksikan agar santri membawa seperti piring atau kotak makan, sendok, dan sejenisnya untuk kebutuhan makan di pesantren," ulasnya. 

Perketat Jam Istirahat
Waktu istirahat santri juga diatur pesantren. Setidaknya pukul 22.00 WIB semua santri harus sudah di kamarnya masing-masing dan beristirahat. Hal ini menurut Gus Salam, sapaan akrabnya, masih berkaitan dengan upaya pesantren dalam menjaga daya imunitas santri agar tidak lemah. Karenanya santri harus beristirahat dengan cukup.

"Kita perketat jadwal tidur, kalau dulu kita cukup longgar, tapi kalau sekarang jam 10 malam sudah harus istirahat agar kesehatannya tetap terjaga, imunitasnya juga terus terjaga," pungkasnya.

Pewarta: Ahmad
Editor: Syamsul Arifin 


Editor:

Daerah Terbaru