NU Jombang Online,
Banyak hal yang dapat dimanfaatkan usai kegiatan ibadah. Seperti setelah kewajiban menjalankan shalat Jumat, ada baiknya juga diisi dengan musyawarah untuk membincang permasalahan umat.
“Saya salut dengan ikhtiar yang dilakukan masjid ini,” kata Mohammad Makmun, Jumat (16/8).
Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang, Jawa Timur tersebut usai menjadi khatib di Masjid Al-Firdaus yang berada di perumahan Firdaus Regency.
Karena setelah selesai shalat, para jamaah tidak lantas pulang, malah menggelar makan siang bersama. “Menunya sederhana, nasi bungkus dan minuman yang disediakan oleh takmir masjid yang tentunya uang tersebut adalah berasal dari jamaah,” ungkapnya.
Menurut dosen di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Peterongan Jombang ini, banyak nilai positif dari tradisi makanan setiap Jumat.
“Pertama, tampak kebersatuan jamaah karena mereka saling tegur sapa dan membicarakan terkait masalah apapun,” katanya.
Dalam pandangannya, sejumlah warga bisa bertemu antar tetangga karena setiap hari jarang duduk bersama untuk ngobrol bersama. “Sehingga silaturahim menjalin keakraban dan kebersamaan sesama jamaah,” ujarnya.
Manfaat berikutnya secara tidak langsung mengajari kepada jamaah bahwa di hari Jumat, makan siang sunnahnya setelah shalat. “Kalau hari raya sunnah makan sebelum berangkat shalat id,” katanya.
Nilai lain dari kegiatan ini mengajari jamaah untuk senantiasa bersedekah di hari Jumat. Apalagi semua memahami bahwa Jumat sebagai sayyidul ayyam, atau hari terbaik dalam sepekan.
Sedangkan kegunaan berikutnya menanamkan rasa cinta dan senang untuk berlama-lama di masjid. “Sehingga jamaah tidak hanya datang shalat, terus pulang,” sergahnya.
Yang terakhir, dengan tradisi ngobrol bersama akan menciptakan suasana memakmurkan masjid untuk jamaah untuk lebih sering berada di masjid.
Mohammad Makmun berharap makan setelah shalat Jumat tidak hanya ada di masjid ini, juga akan diikuti masjid lain di Jombang dan di manapun saja. “Apalagi masjid yang jamaahnya lebih besar dan menjadi sentral di kawasan setempat,” katanya.
Bahkan dalam pandangannya, makan di masjid tidak hanya khusus di hari Jumat. Namun bagaimana meliputi seluruh hari yang ada. Hal tersebut sebagaimana dirasakannya saat mengisi kajian di salah satu masjid di Surabaya.
“Setelah kajian juga disediakan makan. Jadi jamaah tidak perlu repot mencari makan siang karena sudah disediakan oleh takmir masjid. Sehingga setelah mengikuti kajian dhuhur, mereka bisa makan, berbincang sembari istirahat sebelum kembali beraktivitas ke tempat kerja masing-masing,” ungkapnya.
Dalam pandangannya, kemanfaatan masjid akan semakin terasa kalau bisa melayani jamaah dengan baik. “Masjid dirasakan manfaatnya jika memiliki banyak kegiatan dan membuat jamaahnya senang. Karenanya mari makmurkan masjid dengan berbagai kegiatan dan inovasi,” pungkasnya. (Ibnu Nawawi/nuo)
Terpopuler
1
LF PBNU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin Besok, Mualid Nabi 2025 pada 5 September
2
Saat Mbah Wahab Berusaha 'Menyuap' Mbah Bisri: Kisah 2 Ulama Jombang Seperguruan tapi Beda Sikap
3
Forum Syuriyah PCNU dan MWCNU Se-Jombang Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Sekolah 5 Hari, Usul Kembali ke 6 Hari
4
PC ISNU Jombang Masa Khidmah 2025-2029 Resmi Dilantik, Tegaskan akan Bentuk PAC di setiap Kecamatan
5
Ikut Semarakkan Karnaval Pemkab Jombang, AFCO Group Tegaskan Komitmennya Hasilkan Produk Berkualitas
6
Fenomena Performative Male, Apa Motivasi di Balik Tren Ini?
Terkini
Lihat Semua