• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 7 Mei 2024

Daerah

Ketua NU Jatim: Jangan Berguru kepada Golongan Syiah dan Khawarij

Ketua NU Jatim: Jangan Berguru kepada Golongan Syiah dan Khawarij

NU Jombang Online, 
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengimbau kepada masyarakat, terutama warga NU sendiri untuk tidak sembarangan mencari guru agama. Guru panutan harus dari kalangan NU sendiri, tidak dari golongan Syiah atau Khawarij. Dua golongan ini ia sebut masih eksis di kalangan masyarakat.

Hal ini ditegaskannya pada Peringatan Nuzulul Qur'an di Masjid Jami' Pondok pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, Kamis malam (23/5).

"Jangan sembarangan cari guru, cari yang Ahlussunnah wal Jamaah. Kalau ternyata gurunya dari kalangan Syiah, itu sangat membahayakan iman," jelasnya.

Ia kemudian mengungkap alasan kenapa akan cenderung membahayakan iman seseorang jika ternyata yang dijadikan guru adalah golongan Syiah. Dijelaskan, Syiah lantaran menolak sahabat, seperti Abu Bakar dan Sayyidina Usman dan sahabat yang lain, bahkan memakai-maki mereka. Sementara ajaran Islam banyak diajarkan melalui para sahabat. Termasuk pembukuan mushaf Al-Qur’an terjadi pada masa sahabat.

"Kalau ada golongan menolak sahabat, ada golongan yang menganggap sahabat adalah khiyanat, khawatir saya ada pernyataan jangan percaya terhadap Al-Qur’an karena Al-Qur’an ditulis sahabat, lha sahabat mereka anggap khiyanat tidak bisa dipercaya, berarti Al-Qur’an yang ditulis sahabat juga tidak bisa dipercaya," ucapnya.

Ia menilai, pernyataan yang demikian itu cukup membahayakan terhadap keimanan atau kepercayaan seseorang kepada ajaran Nabi yang ada dalam Al-Qur’an. Terlebih apabila seseorang yang taraf keimanannya masih rendah dan mudah tergoyah.

"Kalau golongan itu ragu terhadap sahabat, ragu terhadap kebenaran Al-Qur’an, itu nanti berakibat kepada keyakinan dan keimanan kita. Untuk itu demi menjaga itu harus nagji kepada guru yang Ahlussunnah wal Jamaah," imbuhnya.

Demikian pula ia mengatakan hal yang sama bila golongan khawarij dijadikan guru agama. Pasalnya, golongan itu menolak keras terhadap ahlul bait. Bahkan dari saking keras menolak, Sayyidina Ali dibunuh oleh Ibnu Muljam, ia tak lain tokoh dari golongan khawarij.

"Sebaliknya jangan berguru kepada khawarij, khawarij itu wahabi. Kalau Syiah tidak mau sahabat, khawarij tidak mau ahlul bait," ucapnya.

Sementara itu, imbuhnya, seperti yang diketahui bahwa tak sedikit ajaran Nabi disampaikan melalui ahlul bait. "Menolak ahlul bait itu juga bahaya, karena banyak ajaran Nabi yang disampaikan lewat ahlul bait. Saat menolak ahlul bait, jangan-jangan juga menolak sekian persen ajaran yang diajarkan Nabi melalui ahlul bait," tuturnya.

Dengan demikian, ulama-ualama salaf panutan NU menurutnya sudah sangat layak dijadikan panutan dalam hal agama, seperti para imam madzhab. Mereka selain menerima ajaran-ajaran Nabi yang disampaikan sahabat, juga menerima ajaran dari ahlul bait.

"Misalkan Imam Syafi’i itu dari sahabat menerima dari ahlul bait juga menerima," pungkasnya. (Syamsul Arifin) 


Editor:

Daerah Terbaru