• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 26 April 2024

Daerah

Jenazah Gus Irfan Pancarkan Aura, Kiai Nashir: Tambah Ganteng

Jenazah Gus Irfan Pancarkan Aura, Kiai Nashir: Tambah Ganteng
KH M Irfan Sholeh Abdul Hamid. (Foto: Istimewa)
KH M Irfan Sholeh Abdul Hamid. (Foto: Istimewa)

NU Online Jombang, 
Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, KH Abdul Nashir Fattah bergegas mendatangi Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Bahrul Ulum Tambakberas. Kedatangannya hendak takziah sekaligus melihat jenazah KH M Irfan Sholeh Abdul Hamid yang wafat di Rumah Sakit (RS) Airlangga, Jombang jelang shalat Jumat (1/10/2021).

 

Beberapa waktu berselang, jenazah pengasuh Pondok Pesantren Al-Hamidiyah Bahrul Ulum Tambakberas itu tiba diantar mobil ambulans RS. Posisi jenazah diletakkan tidak jauh dari tempat KH Nashir duduk.

 

Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Putra (pondok induk) itu kemudian mendekati jenazah dan melihatnya. Kiai Nashir lalu menciumnya sembari terlihat sedang menangis didampingi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hadi 2 Bahrul Ulum Tambakberas, H Ainur Rofiq Al-Amin.

 

"Saya mendampingi Kiai Nashir dengan duduk di sampingnya. Lalu beliau berkata kepada saya, 'Gus Irfan tambah ganteng'," kata pria yang akrab disapa Gus Rofiq itu.

 

Benar saja KH Nashir menyatakan demikian. Karena menurut kesaksian Gus Rofik jenazah salah seorang Mustasyar PCNU Jombang itu memang mengeluarkan aura berseri dan terlihat bersih meski belum dimandikan.

 

Aura itu muncul menurutnya bisa jadi sebab kepribadian almarhum Gus Irfan di masa hidupnya yang senang dengan wiridan dan tak meninggalkan shalat malam.

 

"Memang saya melihat jenazah Kiai Irfan yang belum dimandikan itu bersih dan berseri. Kiai Irfan (saya biasa memanggil Mas Irfan) adalah pribadi tegas serta ahli wiridan dan shalat malam. Saya merasakan aura tersebut," ungkapnya.

 

Gus Irfan wafat di waktu yang sama dengan kakaknya, Kiai Hasbullah Sholeh, di hari Jumat jelang shalat Jumat.

 

Di saat masih hidup, kediaman almarhum seringkali menjadi tempat singgah almaghfurlah KH Maimoen Zubair saat melintasi Jombang.

 

Mbah Moen kerap kali melakukan itu bukan tanpa alasan. Menurut data yang dihimpun media ini, almarhum Gus Irfan merupakan salah satu santri kesayangan Mbah Moen. Almarhum mondok di Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang sejak 1983 hingga 1989 atau terhitung sekitar 6 (enam) tahun.

 

Pewarta: Ahmad


Editor:

Daerah Terbaru