Cerita Alumni Pesantren yang Sukses Ternak Ayam, Bisa Biayai Hidup Tiga Adiknya
Jumat, 12 Juli 2019 | 09:29 WIB
NU Jombang Online,Â
Kemahiran dan kreatifitas seseorang bisa datang dari mana saja. Tidak terkecuali sebab ia pernah mondok di sebuah pesantren. Tak ayal, dari pesantren banyak orang yang sukses, sebagian menjadi kiai, ulama, pengusaha dan seterusnya.
Salah seorang alumni pesantren yang belakangan ini bisa dibilang sukses adalah Basron Al Ambary (27). Pria kelahiran Kabupaten Jombang, Jawa Timur ini adalah alumni Pesantren Tambakberas, Jombang. Saat ini ia sukses dalam beternak ayam.Â
Kemahiran dalam beternak, ia peroleh semenjak di pesantren. Di pesantren itulah ia menempa banyak pengalaman yang tidak dimiliki oleh banyak santri. Ia anggap pengalaman beternak di pesantren adalah upaya belajar kemandirian dan dapat diterapkan kala ia sudah kembali ke rumahnya.
"Pengalaman ini adalah berkah dan pangalaman di pesantren yang diajarkan juga sewaktu mondok Tambakberas, karena kemandirian, serta kesederhanaan," katanya, Jumat (12/7).
Saat ini ia memiliki puluhan ribu ayam. Sepeninggal kedua orang tuanya, ia menjadi kepala rumah tangga untuk ke tiga adiknya, yakni Kemal , Iqbal, dan Mella.
Kepada media ini, ia mengaku, ternak ayam yang ditekuni masih belum lama jika diukur dengan usia orang yang belajar dunia usaha pada umumnya. Tepatnya pada tahun 2013 Basron mulai membuka usaha ternak ayamnya itu.
"Sejak tahun 2013 mulai berbisnis ayam. Sebelumnya apapun pekerjaan dilakukan, asal berkah dan mampu untuk kehidupan sehari-hari, lalu akhirnya memilih wirausaha peternakan ayam yang ditularkan dari Ridwan pakdenya," ungkapnya.
Ungkapan syukur selalu terucap, lantaran dari ternak ayamnya bisa menyekolahkan dan memondokkan adik-adiknya. Tak hanya bisa mondok di kawasan Jombang, satu adiknya mondok di luar Jombang.
"Alhamdulillah bisa untuk menyekolahkan dan memondokan adik. Iqbal kini mondok di Lirboyo, Mella sekolah di MTsN 3 Jombang sekaligus mondok. Sedangkan Kemal membantu beternak," ujarnya.
Kepada para santri yang masih menempa di dunia pesantren, ia berpesan untuk tidak bermalas-malasan. Segala ilmu yang diajarkan di pesantren harus ditekuni, tak kalah penting pula perintah serta pesan-pesan kiai harus selalu diperhatikan.
"Dulu di pondok, melakukan apa saja, senang bersih-bersih. Makan juga apa adanya, juga banyak pesan dari kiai agar santri iku kudu isok opo wae, kudu ikhlas, tur yo (akas) alias bekerja keras, agar bisa jadi apapun, asal bermanfaat," ucapnya.
Dari pesan itulah, ia terjemahkan dalam menjalani hidupnya dengan sungguh-sungguh. "Hingga dalam perjalanan kami bisa neriman, percaya bahwa rejeki, jodoh adalah privasi sang kuasa, tugas kita ya berusaha," pungkasnya. (Rifqi Nurul Hidayat/Syamsul Arifin)Â
Terpopuler
1
LF PBNU Umumkan 1 Rabiul Awal 1447 H Jatuh pada Senin Besok, Mualid Nabi 2025 pada 5 September
2
Saat Mbah Wahab Berusaha 'Menyuap' Mbah Bisri: Kisah 2 Ulama Jombang Seperguruan tapi Beda Sikap
3
Forum Syuriyah PCNU dan MWCNU Se-Jombang Minta Pemerintah Tinjau Ulang Kebijakan Sekolah 5 Hari, Usul Kembali ke 6 Hari
4
PC ISNU Jombang Masa Khidmah 2025-2029 Resmi Dilantik, Tegaskan akan Bentuk PAC di setiap Kecamatan
5
Ikut Semarakkan Karnaval Pemkab Jombang, AFCO Group Tegaskan Komitmennya Hasilkan Produk Berkualitas
6
Fenomena Performative Male, Apa Motivasi di Balik Tren Ini?
Terkini
Lihat Semua