Sujito, Potret Pelaku Usaha Jahit yang Berkembang Bersama BMT NU Jombang, hingga Bisa Bangun Rumah
Kamis, 26 Juni 2025 | 13:00 WIB

Sujito, pria yang berdomisili di Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang sedang menjahit. (Foto: NU Online Jombang/Rifatuz Zuhro)
NU Online Jombang,
Menjadi perantau baru di Kota Santri Jombang bagi Sujito (44) bukanlah hal yang mudah. Meski telah melanglang buana hingga ke Negeri Jiran Malaysia bertahun-tahun, namun singgah di Kabupaten Jombang jelas memiliki tantangan tersendiri. Pria asal Ngawi ini menikah dengan Perempuan asal Jombang di tahun 2016. Sebelum memutuskan menetap di Jombang bersama keluarga kecilnya pada tahun 2017, ia dan istrinya sempat bekerja di Yogyakarta.
Berbekal keterampilan menjahitnya, ia terbesit untuk membuka jasa jahit dan permak di kediamannya yaitu di Desa Bulurejo, Kecamatan Diwek, Jombang. Saat itu ia juga masih menjadi karyawan di salah satu konveksi di daerah Jombang Kota.
"Sebelum kerja di salah satu konveksi di Jombang, 2017 akhir saya juga pernah bekerja di konveksi di Surabaya, seminggu sekali pulang ke Jombang," jelasnya, Kamis (26/6/2025).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Semenjak itu, ia berkeinginan untuk memulai usaha kecil-kecilan di Jombang sendiri karena ingin lebih dekat dengan keluarga kecilnya. Mulanya ia membeli satu buah mesin jahit bekas yang dibelinya dengan uang pas-pasan. Ia sadar, kebutuhan pokok yang semakin tinggi membuatnya harus memutar otak untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
"Di rumah ya membuka jasa jahit dan permak, kami kerjakan secara kondisional. Sedangkan saya pagi sampai sore saat itu juga masih bekerja di salah satu konveksi di Jombang Kota. Malamnya, saya kerjakan permakan baju dari tetangga sekitar," jelas pria yang akrab disapa Mas Jito ini.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Melalui kenalan, ia memberanikan diri untuk mengajukan pembiayaan ke Baitul Mal wat Tamwil Nahdlatul Ulama (BMT NU) Jombang pada tahun 2018. “Awal tahun 2018 saya membulatkan tekad untuk mengembangkan jasa jahit saya. Saya dikenalkan oleh sanak saudara untuk datang ke BMT NU Jombang yang pada saat itu masih beralamat di Jalan Gatot Subroto Jombang,” jelasnya.
Ia bersyukur dapat menjadi salah satu nasabah BMT NU Jombang, selain menggunakan pembiayaan syariah lanjutnya, juga selalu mengedepankan asas dan norma yang baiik.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
“Kalau sudah waktunya jatuh tempo, selalu diingatkan dengan santun. Ataupun jika kami ingin kelonggaran waktu saat pembayaran, masih diterima dengan baik. Juga tidak ada denda keterlambatan. Tapi kami ya berusaha membayar angsuran tepat waktu,” imbuh ayah satu anak ini.
Dari situ ia merasa terbantu dengan adanya BMT NU Jombang. Bermula dari 1 buah mesin jahit, kini ia mampu mengembangkan menjadi 7 buah mesin jahit. Tidak hanya itu, ternyata ia juga sudah mampu untuk membangun rumah yang kini ia tinggali bersama keluarga kecilnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Diceritakan, ia telah menjadi nasabah BMT NU Jombang selama 7 tahun lamanya. Dengan 5 kali akad pinjaman atau pembiayaan pengembangan usaha.
"Alhamdulillah sangat membantu untuk para pelaku usaha kecil-kecilan seperti saya. Meski tidak meminjam dengan nominal yang besar tapi insyaallah cukup untuk berkembang secara perlahan-lahan. Ya kalau tidak pinjam di BMT NU Jombang mungkin usaha kami belum berkembang di titik ini. Karena mau meminjam siapa lagi," kelakarnya sambil tertawa.
"Ya jujur saja, saya mulai semuanya dari nol. Membuat pondasi hingga menjadi rumah sederhana juga dari pinjam di BMT NU Jombang. Saya lakukan secara bertahap, tidak langsung pinjam dengan nominal yang banyak. Jadi uang pinjaman itu kami gunakan untuk mengembangkan usaha dengan membeli mesin jahit, sehingga kami dapat menyelesaikan orderan jahitan lebih banyak dan cepat," tambahnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Menurut Sujito, asalkan dijalankan dengan kerja keras dan diiringi doa kepada Sang Pencipta membuatnya selalu optimis dapat berkembang dalam hidup. Saat ini, usaha yang dinamai "Arka Apparel" tersebut, setiap harinya menjalankan produksi kaos oblong, kemeja, dan dress. Meskipun belum memiliki distributor tetap, ia terus mencari "garapan" untuk tetap produktif.
"Sistemnya kita masih penjahit borongan, jadi ada distributor yang mengirim ke kami. Alhamdulillah ya setiap harinya sekitar puluhan hingga ratusan potong yang dapat kami selesaikan," terangnya.
Ke depannya, ia berharap dapat memiliki distributor yang tetap setiap harinya. Atau untung-untung, lanjutnya, dapat memproduksi sendiri sebuah produk dari awal hingga finishing. "Ya bertahap saja, kalau seperti itu kan butuh modal besar dan kemampuan yang lihai," pungkas pria yang juga pernah menjadi Staf TU di salah satu sekolah di Madiun ini.
Kontributor: Rifatuz Zuhro
ADVERTISEMENT BY ANYMIND