Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Kisah Kemuliaan Merpati di Masjidil Haram

Ilustrasi (Sumber Foto: google.com)

NU Online Jombang,


KH Nur Hadi atau akrab disapa mbah Bolong menceritakan, ada kisah nyata dari salah satu peserta jamaah umrah bahwa dia sudah memiliki satu anak, tetapi lama tidak mempunyai anak lagi. Kemudian, orang tersebut sowan kepada Kiai.

 

"Dia mendapat jawaban kalau ingin punya anak maka berangkatlah umrah bersama anakmu dan berilah makan kepada hamam atau burung merpati di Masjidil Haram," sambung Mbah Bolong.


Baca Juga:
Dipastikan, 474 Jamaah Haji Asal Jombang Siap Berangkat ke Tanah Suci

 

Singkat cerita, lanjutnya, anak tersebut ikut umrah dan memberi makan ke burung dara atau merpati itu. 

 

Allah telah mengabulkan keinginan jamaah itu. Terbukti, selepas pulang dari umrah, jamaah tersebut memiliki anak dengan jumlah yang banyak.

 

"Saya penasaran, apa kemuliaan dari burung dara yang berada di sekitar Masjidil Haram ini," mbah Bolong sebagaimana dilansir dari kanal YouTube NU Online Jombang.


Baca Juga:
Menunaikan Ibadah Haji dalam Masa Iddah

 

Kemulian pertama, burung dara atau merpati ini dimuliakan oleh Allah SWT, dimuliakan oleh orang Mekkah, dan dimuliakan oleh islam. Hal tersebut dibuktikan dengan ketika ada orang yang dengan sengaja membunuh atau menyembelih burung dara, satu misalnya maka dia harus membayar denda dengan menyembelih 1 unta.

 

"Ini menunjukkan kemuliaan yang diberikan Allah kepada burung dara yang berada di tanah suci Mekkah ini," tutur mbah Bolong.

 

Oleh karenanya, orang yang memuliakan burung dara di tanah suci Makkah ini akan sangat dimuliakan oleh Allah SWT. Tanda-tanda karomah Allah memuliakan adalah pada orang yang memberikan makan atau kebahagiaan pada burung dara.

 

Kemulian kedua, dari sekian banyak burung dara yang ada, tidak ada satupun burung yang terbang di atas Ka'bah maupun Masjidil Haram. Artinya, burung dara mengabarkan kemuliaan dan mengagumkan tanah suci.

 

"Barang siapa yang mengagumkan Ka'bah seperti burung dara ini, yang mau tawadu, terbang tidak di atas Ka'bah maupun Masjidil Haram maka dimuliakan oleh Allah, insyaallah hajatnya dikabulkan oleh Allah SWT. Itulah dua kesimpulan dari apa yang saya dapatkan dari Kiai saya," terangnya.

Siti Ratna Sari
Editor: Nur Fitriana

Artikel Terkait