Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh

Daerah

Gus Antok: Berbanggalah Menjadi Aktivis Ansor-Banser

saat menjadi inspektur dalam apel akbar Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Mojowarno yang bertempat di Markas Banser Mojowarno, Jum'at (29/04/2022) malam. (Foto: NU Online Jombang/Achmad Subakti)

NU Online Jombang,

Di dalam logo Barisan Ansor Serbaguna (Banser) terdapat tulisan Nahnu Ansorulloh yang mempunyai arti "Kita adalah penolong agamanya Allah." Maka dari itu, setiap anggota Banser harus memahami makna dari filosofi tulisan pada logo tersebut.

 

"Predikat ini tidak main main. Predikat ini mempunyai makna yang luar biasa. Bermartabat dan bermarwah serta harus dijaga dengan betul," ujar Zulfikar Damam Ikhwanto, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor saat menjadi inspektur dalam apel akbar Satuan Koordinasi Rayon (Satkoryon) Banser Mojowarno yang bertempat di Markas Banser Mojowarno, Jum'at (29/04/2022) malam.


Baca Juga:
Ansor-Banser kian Bertambah, Nyatakan Siap Bentengi Ulama dan NKRI

 

Pria yang akrab disapa Gus Antok ini menyampaikan, jika seorang anggota Banser ketika berjuang mengalami keadaan sakit atau bahkan sampai meregang nyawa, Insyaallah meninggal dalam keadaan syahid. 

 

"Karena apa? Karena organisasi GP Ansor ini memperjuangkan agama. Li'ilaa i kalimatilla. Dakwah Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyah. Amar ma'ruf bil ma'ruf, nahi munkar bil ma'ruf," ujarnya. 

 

Karena itu, Gus Antok menekankan kepada seluruh kader Ansor-Banser untuk selalu berbangga menjadi orang yang terpilih. Yakni menjadi seorang aktivis yang betul-betul memperjuangkan agamanya Allah. 


Baca Juga:
Bupati Jombang: Tugas Ansor Harus Siapkan Benteng Ajaran Aswaja

 

"Kita harus berbangga, juga karena kita didekatkan dengan para Ulama. Kalau tidak dengan dengan para Ulama, dengan siapa lagi kita bersandar? Kita bisa tahu huruf hijaiyah, hukum fiqih, ilmu tasawuf, soal akidah, itu adalah dari para ulama," imbuhnya.

 

Hal ini juga sesuai dengan hadist Nabi "Al ulama waratsatul anbiya’. yang berarti, ulama adalah pewaris para Nabi. 

 

Dilansir dari nu.or.id makna hadist ini rupanya tidak hanya sebatas ulama yang hidup semasa Nabi Muhammad SAW ataupun sesudahnya, tetapi juga para ulama Mutaqoddimin. Atau ulama yang hidup pada zaman para Nabi sebelumnya.

Achmad Subakti
Editor: Nur Fitriana