Hukum Pinjam Barang Milik Masjid
Ada salah seorang dari jamaah pengajian Alfaqir menanyakan terkait persoalan hukum meminjam barang milik masjid untuk kebutuhan di luar yang diperlukan masjid. Pertanyaan ini mengemuka di saat Alfaqir membuka sesi pertanyaan setelah penyampaian materi, Kamis malam (4/1/2024) di di Masjid Baiturrahman, Nglundo, Jombang.
Demikian ini memang seringkali dilakukan Alfaqir kepada jamaah. Pertanyaannya pun tidak selalu menyangkut materi yang saat disampaikan, melainkan persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat dan di luar materi.
Pertanyaan yang diajukan kepada Alfaqir adalah sebagai berikut:
Ngapunten Mbah Yai bade tangklet (mohon maaf Mbah Yai mau tanya). Apa hukumnya meminjam barang masjid untuk kepentingan warga lingkungan, misalnya saat ada acara di rumah warga, warga tersebut meminjam sound dan karpet masjid?
Bila tidak boleh bagaimana solusinya?
Alfaqir kemudian menjawab bahwa meminjam barang masjid untuk kepentingan di luar masjid sebagaimana yang ditanyakan oleh penanya hukumnya tidak boleh sebagaimana pernyataan Sayyid Bakri dalam kitab I'anatuttholibin.
Hal senada pun pernah disampaikan oleh Alfatawi Alkubro.
Lantas bagaimana solusinya jika warga ingin menggunakan barang milik masjid tersebut?
Solusinya adalah dengan menyewa barang tersebut pada takmir masjid denhan ongkos yang disepakati. Lalu ongkos sewa ini menjadi milik masjid.
Hal ini sebagaimana pernyataan Fatawi Arromli.
إعانة الطالبين للسيد بكري
لا يجوز استعمال حصر المسجد ولا فراشه في غير فرشه مطلقا سواء كانت لحاجة ام لا كما أفتى به شيخنا
فتاوي الرملي
سئل عما أجاب به السبكي أن للناظر أن يتجر في مال المسجد .....هل هو المعتمد
فأجاب بأنه المعتمد
والله اعلم بالصواب
*Ditulis oleh KH M Sholeh, Tokoh Nahdlatul Ulama Kabupaten Jombang, Wakil Rais PCNU Jombang 2017-2022