Khutbah

Khutbah Jumat: Menadahi Anugerah Allah dengan Memaksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan

Jumat, 7 Maret 2025 | 07:30 WIB

Khutbah Jumat: Menadahi Anugerah Allah dengan Memaksimalkan Ibadah di Bulan Ramadhan

Ilustrasi berdoa di bulan Ramadhan. (Foto: Freepik)

Khutbah I

اْلحَمْدُ ِللهِ اْلحَمْدُ ِللهِ الَّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَه، ذُو اْلجَلَالِ وَالإكْرَام، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُه، اَللّٰهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَأصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ بِإحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الدِّيْن، أَمَّا بَعْدُ


فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشَيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وَقَالَ تَعَالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang telah memberikan kita nikmat iman dan Islam, serta mempertemukan kita dengan bulan yang penuh rahmat dan keberkahan, yaitu bulan Ramadhan. Bulan yang di dalamnya terdapat begitu banyak keutamaan yang tidak ada di bulan lainnya. Bulan ini merupakan bulan penuh ampunan, bulan di mana Allah melipatgandakan pahala, menutup pintu-pintu neraka, membuka pintu-pintu surga, serta membelenggu setan-setan. Bahkan, di dalamnya terdapat satu malam yang kemuliaannya lebih baik daripada seribu bulan, yaitu Lailatul Qadar.


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.

 
Sebagai umat Islam, kita harus menyadari bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk memperbanyak amal kebaikan, meningkatkan ibadah, dan mendekatkan diri kepada Allah. Maka, janganlah kita menyia-nyiakan kesempatan ini, karena kita tidak tahu apakah kita masih akan bertemu dengan Ramadhan pada tahun berikutnya. Sebagaimana nasihat sahabat Jabir yang diriwayatkan dalam kitab Bughyah al-Insan fi Wadzaif Ramadhan:


وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وِقَارٌ وَسَكِينَةٌ يَوْمَ صَوْمِكَ، وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ صَوْمِكَ وَيَوْمَ فِطْرِكَ سَوَاءً


Artinya, "Hendaknya kamu menjaga kekhidmatan dan ketentraman ibadah puasa, dan janganlah jadikan hari ketika kamu berpuasa tidak jauh berbeda dengan saat engkau tidak berpuasa."


Nasihat ini mengingatkan kita agar Ramadhan menjadi momen istimewa yang kita isi dengan amal kebaikan. Hari-hari di bulan Ramadhan harus berbeda dari hari-hari biasa. Maka, pada khutbah ini, khatib akan menyampaikan beberapa kiat yang bisa kita lakukan untuk menadahi anugerah Allah di bulan Ramadhan.


Pertama, adalah memperbanyak amal kebaikan 


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Pahala amal kebaikan di bulan Ramadhan dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini dijelaskan oleh para ulama, seperti Al-Hafidz Abu al-Faraj Abd al-Rahman al-Hanbali yang mengatakan:


وَاعْلَمْ أَنَّ مُضَاعَفَةَ الْأَجْرِ لِلْأَعْمَالِ تَكُونُ بِأَسْبَابٍ، مِنْهَا شَرَفُ الزَّمَانِ كَشَهْرِ رَمَضَانَ وَعَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ


Artinya, "Ketahuilah bahwa di antara sebab-sebab dilipatgandakannya pahala adalah karena kemuliaan suatu waktu, seperti bulan Ramadhan dan sepuluh hari di bulan Dzulhijjah."


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Bulan Ramadhan adalah waktu yang sangat mulia. Oleh karena itu, amal-amal yang dilakukan di bulan ini memiliki nilai yang jauh lebih besar dibandingkan bulan lainnya. Dalam sebuah riwayat –meskipun berstatus dhaif– dijelaskan bahwa satu amal sunnah di bulan Ramadhan setara dengan satu amal fardhu di luar Ramadhan, dan satu amal fardhu di bulan Ramadhan setara dengan 70 amal fardhu di luar bulan Ramadhan.


Sebagai contoh, shalat sunnah yang kita lakukan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya. Begitu pula dengan amal lain seperti berdzikir, berdoa, membantu sesama, dan berbagai amal kebaikan lainnya. Maka, mari kita manfaatkan bulan ini sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal kebaikan. Jangan sampai kita melewati bulan ini tanpa meninggalkan jejak amal yang akan menjadi bekal kita di akhirat kelak.


Kedua, menjauhi maksiat dan Keburukan


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Selain memperbanyak amal kebaikan, kita juga harus menjauhi segala bentuk maksiat dan keburukan di bulan ini. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh kemuliaan. Oleh karena itu, dosa yang dilakukan di bulan ini akan lebih besar dan lebih berat hukumannya dibandingkan dosa yang dilakukan di bulan lainnya. Pendapat ini didasarkan pada penjelasan ulama seperti Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud:


وَأَمَّا مُضَاعَفَةُ السَّيِّئَةِ؛ فَقَالَ بِهَا جَمَاعَةٌ تَبَعًا لِابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ... وَقَالَ بَعْضُ الْمُحَقِّقِينَ: قَوْلُ ابْنِ عَبَّاسٍ وَابْنِ مَسْعُودٍ فِي تَضْعِيفِ السَّيِّئَاتِ: إِنَّمَا أَرَادُوا مُضَاعَفَتَهَا فِي الْكَيْفِيَّةِ دُونَ الْكَمِّيَّةِ أَيْ أَنَّ إِثْمَهَا أَعْظَمُ وَالْعِقَابَ عَلَيْهَا أَشَدُّ


Artinya, "Pendapat Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud terkait berlipatnya dosa dari perbuatan buruk di bulan Ramadhan adalah bahwa dosanya lebih besar dan siksaan atas perbuatannya lebih berat."


Ibaratnya, melakukan dosa di bulan Ramadhan seperti melakukan kesalahan di hadapan seorang raja di atas permadaninya. Hal ini sebagaimana diibaratkan oleh Ibnu al-Jauzi:


لَيْسَ مَنْ عَصَى الْمَلِكَ عَلَى بَسَاطِ مَلِكِهِ كَمَنْ عَصَاهُ فِي الْمَوْضِعِ الْبَعِيدِ مِنْ دَارِهِ وَبَسَاطِهِ


Artinya, "Orang yang berbuat salah kepada raja di atas permadaninya tentu tidak sama dengan yang berbuat salah di tempat yang jauh dari istana."


Maka, mari kita gunakan bulan ini untuk membersihkan diri dari segala dosa dan maksiat. Bulan ini adalah waktu yang tepat untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah. Jangan sampai kita mencemari kemuliaan bulan Ramadhan dengan perbuatan dosa.


Ketiga, memperbanyak membaca Al-Qur’an


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Oleh karena itu, bulan ini menjadi waktu yang sangat tepat untuk memperbanyak membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri menjadikan tadarus Al-Qur’an bersama Malaikat Jibril sebagai rutinitas setiap malam di bulan Ramadhan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Ibnu Abbas:


عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ


Artinya, "Rasulullah saw adalah manusia yang paling dermawan, terutama pada bulan Ramadhan ketika Malaikat Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al-Qur’an." (HR. Bukhari)


Hadits ini juga menunjukkan kesunnahan bertadarus Al-Qur’an secara berjamaah, menyetorkannya kepada orang yang lebih hafal, serta memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Selain itu, membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan akan menanamkan ketenangan dalam hati kita dan mendekatkan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.


Keempat, bersedekah dan berbagi rezeki 


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Sedekah adalah salah satu amal yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang sedekah yang paling utama, kemudian beliau menjawab:


صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ


Artinya, "Sedekah di bulan Ramadhan." (HR. At-Tirmidzi)


Bahkan, memberikan makanan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka juga memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah shallallahualaihi wasallam bersabda:


مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا


Artinya, "Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa." (HR. Tirmidzi)


Sedekah di bulan Ramadhan tidak hanya memberikan manfaat kepada orang lain, tetapi juga melipatgandakan pahala kita. Maka, mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk membantu mereka yang membutuhkan, berbagi makanan untuk berbuka, atau memberikan harta kita kepada yang membutuhkan.


Kelima, menjaga puasa dari hal yang membatalkan pahala 


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Selain menjaga puasa dari hal-hal yang membatalkan secara zahir, seperti makan dan minum, kita juga harus menjaga puasa dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan membatalkan pahalanya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ وَالْعَطَشُ


Artinya, "Betapa banyak orang yang berpuasa namun tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan haus." (HR. An-Nasai)


Dalam hadits lain, Nabi menyebutkan lima hal yang bisa membatalkan pahala puasa:


خَمْسٌ يُفْطِرْنَ الصَّائِمَ: الْغِيبَةُ، وَالنَّمِيمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظْرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِينُ الْكَاذِبَةُ


Artinya, "Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa, yaitu: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR. Ad-Dailami)


Hakikat puasa adalah menahan diri, tidak hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari segala perbuatan buruk. Mari kita jaga puasa kita agar tidak hanya menghasilkan lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah.


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.


Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat. Mari kita manfaatkan bulan ini sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal kebaikan, meninggalkan segala keburukan, memperbanyak membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan menjaga puasa dari hal-hal yang merusak pahalanya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan kita keberkahan di sisa hidup kita.


جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا   باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا، أَمَّا بَعْدُ


فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 


*Ustadz Muhammad Rizky Fadillah, Alumni Ma'had Aly Tebuireng, Jombang