• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 25 April 2024

Ekonomi

Memulai Usaha sejak Kuliah, Perempuan Ini Raih Omzet hingga 50 Juta

Memulai Usaha sejak Kuliah, Perempuan Ini Raih Omzet hingga 50 Juta
Memulai Usaha Sejak Kuliah, Perempuan Ini Raih Omzet hingga 50 Juta. (Foto: NU Online Jombang/Annisa Rahma)
Memulai Usaha Sejak Kuliah, Perempuan Ini Raih Omzet hingga 50 Juta. (Foto: NU Online Jombang/Annisa Rahma)
NU Online Jombang, 
Memiliki pendapatan yang besar dan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang, tentu menjadi harapan dari pelaku usaha pada umumnya. Di antaranya seperti Khusnul Khotimah (27), perempuan asal Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Dia memulai usaha produksi dan penjualan hijab sejak tahun 2013 saat masih kuliah hingga ditekuni sampai sekarang.
 
Pada kondisi normal, dirinya mampu memproduksi hijab 2.000 pieces (pcs) dalam satu bulan produksi dengan menggunakan konveksi dan penjahit sendiri. Beda lagi saat ada momentum, seperti pada lebaran kemarin, ia mampu meraih omzet hingga 50 juta, dengan penjualan hijab hingga 5.000 pcs. 
 
Awal Usaha
Perempuan yang akrab disapa Iwim itu terdorong memulai usahanya saat uang saku kuliahnya kerap kali tidak mencukupi. Dirinya hanya menerima Rp10 ribu dari orang tuanya setiap kali hendak ngampus 
 
"Awalnya karena merasa uang saku Rp 10 ribu dari orang tua itu ga cukup ya, uang segitu ya cukup untuk ongkos pulang pergi (PP) dari rumah Denanyar ke kampus. Pengen jajan seperti teman-teman, akhirnya saya ada ide untuk jualan baju dengan modal nol rupiah, ambil beberapa stok dari tetangga dengan laba 5 ribu rupiah," katanya.
 
Iwim menceritakan, awal mula usahanya yang saat ini sudah mulai dikenal khalayak ramai itu tak instan. Menurutnya banyak upaya yang telah dilakukan sehinga usahanya kian diminati masyarakat luas. Namun, orang cenderung hanya melihat hasil, dan menafikan jerih payahnya.
 
"Sebelum sukses seperti saat ini, banyak yang harus saya lewati. Mulai dari berjualan baju secara door to door, terjebak bisnis multi level marketing (MLM) hingga akhirnya bangkit kembali membuka usaha hijab," terang Top 3 Santripreneur Award 2020 Kategori Perdagangan dan Jasa itu.
 
Setelah usahanya mulai bangkit lagi, dirinya mengajak para kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) untuk bekerja sama dengan sistem bagi hasil.
 
"Waktu masih berorganisasi di IPPNU saya merasa sepertinya harus mengkader IPNU-IPPNU lewat lembaga kewirausahaan (Lekas), menurut saya jika fokus berorganisasi saja maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa, maka dari itu harus diimbangi dengan usaha," jelasnya.
 
Lewat Lekas ini, sambungnya, kader IPNU-IPPNU kemudian dilatih untuk berwirausaha. "Semisal saya support aneka hijab untuk dijual dengan sistem bagi hasil yang untungnya masuk kas itu kan lumayan gitu," papar owner @iwiimhijab itu.
 
Punya Brand Hijab Sendiri
Bisnisnya terus bergulir, dari satu model ia terus berinovasi bersama sang suami Bangkit Mangkubumi dengan membuat beberapa model dan motif.
 
"Setelah menikah itu saya dan suami akhirnya berani untuk membranding hijab sendiri, awalnya kami sempat gagal di awal karena mungkin asal ambil penjahit dan banyaknya komplain kurang rapi jahitannya dari pembeli. Lalu kami coba perbaiki lagi, mencari penjahit yang benar-benar jahitannya rapi dan sesuai dengan yang kami mau," jelasnya.
 
Setelah perbaikan mulai dari jenis kain, penjahit dan finishing, dirinya memulai lagi usahanya bermodalkan 2,5 juta di tahun 2020.
 
"Awal kan kami belum ada label ya, kemudian para reseller mengusulkan untuk kami harus melabeli hijab kami. Secara sah waktu itu kami beri label bernama ي by @iwiimhijab," tuturnya.
 
Kini usahanya terus meningkat, selama dua tahun berjalan, sudah mempunyai dua penjahit tetap, model hijab serta akan menambahkan digital marketing, dan admin. Selain itu juga memiliki kurang lebih 60 reseller yang tersebar di Jombang, Surabaya, Kediri bahkan Kalimantan. 
 
"Alhamdulilah beberapa mimpi mulai terealisasi, bisa beli beberapa barang yang diinginkan, bisa mengajak keluarga dan kader IPNU-IPPNU Jombang Kota untuk rekreasi, dan insyaallah kami akan beli tanah kavling," ungkapnya.
 
Terakhir dirinya berpesan agar generasi muda terus melangkah, berusaha agar tidak jalan di tempat tanpa ada perubahan apapun.
 
"Mulai bergerak, mulai maju. Kalau tidak sekarang kapan lagi apalagi teknologi sekarang pun sudah memadai tinggal jepret dan share dapat uang. Yang terpenting anak muda zaman sekarang harus punya kemauan, keberanian dan niatan kalau tidak punyai itu semua bakal stack di satu tempat," pungkas salah seorang pengurus Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (HIPSI) itu.
 
Kontributor: Annisa Rahma
Editor: Ahmad


Ekonomi Terbaru