Ketua PCNU Jombang Ulas Asal Usul Istilah Rabu Wekasan dan Maknanya
Selasa, 3 September 2024 | 14:47 WIB
NU Online Jombang,
Hari Rabu terakhir pada bulan Shafar dikenal dengan sebutan Rebo Wekasan atau Rabu Wekasan. Hari tersebut diyakini sebagian orang sebagai hari turunnya berbagai bala. Peristiwa tersebut pada tahun 1446 H ini akan terjadi pada Rabu (04/09/2024). Sebagaimana diketahui, amaliyah Rabu Wekasan dilaksanakan pada Selasa Pon malam Rabu Wage, 30 Safar 1446 H.
Berkaitan dengan hal ini, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang KH Fahmi Amrullah Hadziq menjelaskan terkait asal penamaan Rabu Wekasan. Ia juga mengulas perihal hukum mengamalkan amaliyah Rabu Wekasan, hingga hukum mempercayainya sebagai hari naas atau sial.
"Rabu itu nama hari, sedangkan Wekasan itu pungkasan atau bermakna akhir. Jadi bisa dikatakan Rabu Wekasan itu Rabu terakhir bulan Safar," jelas Gus Fahmi dalam akun Instagram @nuonlinejombang, dikutip pada Selasa (3/9/2024).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Pengasuh Pondok Pesantren Putri Tebuireng Jombang ini menjelaskan bahwa dulu pemberian nama atau istilah Rabu Wekasan berasal dari ilham orang saleh, bukan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW atau Rasulullah.
"Jadi yang namanya ilham itu sifatnya tidak mengikat secara syariat, dan tidak ada kewajiban untuk mengamalkannya," ujar Gus Fahmi, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Karena itu, di kalangan umat Islam khususnya di Jawa itu ada tradisi mengisi Rabu Wekasan dengan beberapa amaliyah, seperti halnya shalat sunah, sedekah, dan dzikir-dzikir khusus.
"Akan tetapi tidak semua pesantren mengamalkan amaliyah ini, seperti halnya di Pesantren Tebuireng, dan biasanya dilakukan di pesantren pengamal thoriqoh," ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Baca berita ini selengkapnya melalui link berikut:
https://jatim.nu.or.id/matraman/makna-rabu-wekasan-dan-hukumnya-menurut-gus-fahmi-tebuireng-7Ui7k
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND