• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 27 April 2024

Amaliyah NU

Sempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan dengan 10 Amalan Sunnah Ini

Sempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan dengan 10 Amalan Sunnah Ini
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Ilustrasi. (Foto: Freepik)

Ramadhan adalah waktu yang dimuliakan oleh Allah Swt, waktu yang dipenuhi dengan keutamaan-keutamaan. Ramadhan menjadi bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Selain ibadah puasa sebagai ibadah utama di bulan ini, ada banyak amalan lain yang bisa dilakukan untuk memacu kesalehan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.

 

Salah satu wujud keutamaan bulan Ramadhan adalah dilipatgandakannya pahala dari amalan saleh yang kita lakukan di dalamnya. Dalam hal ini, Syekh Muhammad Ibnu 'Umar Nawawi al-Bantani dalam kitabnya Nihayah al-Zain fi Irsyad al-Mubtadi'in, menyantumkan sepuluh kesunahan dalam mengiringi ibadah puasa di bulan Ramadhan.

 

Pertama, makan sahur. Selain sebagai bekal tenaga selama menjalankan puasa, sahur memiliki keberkahan tersendiri sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah Saw. Bahkan, Rasul pun sangat menekankan umatnya untuk sahur walaupun dengan seteguk air.

 

وعن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم السحور كله بركة فلا تدعوه ولو أن يجرع أحدكم جرعة من ماء فإن الله عز و جل وملائكته يصلون على المتسحرين

 

Artinya, "Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: Sahur sepenuhnya mengandung berkah. Maka itu, jangan kalian meninggalkannya meskipun kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang bersahur," (HR. Ahmad).

 

Maka, sebisa mungkin kesempatan sahur ini tidak dilewatkan begitu saja. Selain itu, disunnahkan juga untuk mengakhirkan sahur menjelang azan subuh atau sebelum masuk waktu imsak.

 

Kedua, menyegerakan berbuka puasa. Puasa yang kita lakukan di setiap harinya, hendaknya segera diakhiri saat waktu berbuka tiba meskipun tidak dengan makanan berat, bisa menggunakan kurma ataupun air yang juga dianjurkan oleh Rasulullah Saw.

 

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ

 

Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR. Ahmad).

 

Selain itu, pun pada dasarnya ketika manusia menahan diri untuk tidak makan dan minum dalam beberapa waktu seperti karena puasa, maka tentu saat paling bahagia adalah saat berbuka.

 

 لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ

 

Artinya, "Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya," (Muttafaq ‘Alaihi).

 

Ketiga, membaca do'a yang diajarkan (ma'tsur) oleh Rasulullah Saw setelah berbuka. Di antaranya sebagai berikut:

 

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ

 

Artinya, "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, hanya kepada-Mu aku bertawakal. Sungguh, rasa haus sudah sirna, urat-urat sudah basah, dan balasan sudah tetap, insya Allah. Wahai Dzat yang maha luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segala puji hanya milik Allah Dzat yang telah memberiku petunjuk, hingga aku kuat berpuasa. Lalu Dia memberiku rezeki, hingga aku bisa berbuka."

 

Atau dengan doa yang lebih pendek dan masyhur:

 

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

Artinya, "Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, atas rezeki-Mu aku berbuka, berkat rahmat-Mu, wahai Dzat yang maha penyayang di antara para penyayang."

 

Keempat, mandi sebelum terbit fajar. Baik mandi dari hadast besar seperti junub, haid, atau nifas agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci. Di samping itu juga dikhawatirkan adanya air yang masuk ke dalam mulut, telinga, anus dan sebagainya jika mandi setelah terbit fajar.

 

Atau, jika tidak berkenan mandi dengan membasahi seluruh tubuh sebelum fajar, tetap dapat kesunahan dengan mencuci bagian-bagian tertentu (yang rawan kemasukan air) dengan niat mandi besar.

 

Kelima, menjaga lisan dari perkara-perkara yang tidak berfaedah, terlebih perkara haram, seperti berbohong dan membicarakan orang lain. Karena hal yang demikian itu termasuk pada perkara yang dapat menggugurkan pahala berpuasa.

 

خَمْسٌ يُفطِرْنَ الصَّائِمَ: الغِيْبَةُ، والنَّمِيْمَةُ، وَالْكَذِبُ، وَالنَّظْرُ بِالشَّهْوَةِ، وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ

 

Artinya, "Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang berpuasa, yaitu: membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu," (HR. Ad-Dailami).

 

Keenam, menahan diri dari segala sesuatu yang tidak selaras dengan hikmah puasa. Seperti berlebihan dalam makan dan minum, bersenang-senang dengan menuruti kepuasan nafsu, baik melalui perkara yang kita dengar, lihat, sentuh, dan semacamnya. Sebab, hal-hal seperti itu tidak sesuai dengan hikmah dari ibadah puasa; yakni melatih nafsu dan menyatakan ketakwaan kita semata-mata karena Allah Swt.

 

 كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي

 

Artinya, "Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu (amal) kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali. Allah Swt berfirman, "Kecuali puasa, karena puasa itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Sebab, dia telah meninggalkan nafsu syahwat dan nafsu makannya karena-Ku," (HR. al-Bukhari).

 

Ketujuh, memperbanyak sedekah dan kedermawanan, baik kepada keluarga, kerabat, ataupun tetangga walau dengan seteguk air sebiji kurma. Dengan kemuliaan ibadah puasa, orang yang mau berbagi di bulan ramadhan akan mendapatkan pahala berpuasa selain dari puasanya sendiri.

 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

 

Artinya, "Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga," (HR. Tirmidzi).

 

Kedelapan, beri'tikaf di masjid. Sangat dianjurkan agar bisa beri'tikaf sebulan penuh. Jika tidak, diutamakan beri'tikaf di sepuluh malam terakhir sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

 

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله

 

Artinya, "Bahwa Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya," (Muttafaq ‘Alaihi).

 

Kesembilan, memperbanyak membaca Al-Qur'an dan mengkhatamkannya. Ramadhan menjadi mulia dan waktu yang tepat untuk memperbanyak membaca Al-Qur'an karena pada bulan inilah diturunkannya Al-Qur'an. Rasulullah Saw pun memanjangkan bacaan Al-Qur'annya lebih banyak dibanding bulan-bulan selainnya.

 

Kesepuluh, tetap konsisten menjalankan ibadah-ibadah yang dijalankan selama bulan Ramadhan. Artinya, segala bentuk ketakwaan dan kesalehan yang diamalkan di bulan ini hendaknya tetap diamalkan bahkan ditingkatkan lagi walau Ramadhan telah usai.

 

Syeikh Yusuf Al-Qordhawi, pernah berpesan agar kita tidak menjadi ‘abdan ramadlaniyan (menjadi hamba Allah secara sungguh-sungguh hanya pada bulan Ramadlan saja) tetapi menjadi ‘abdan rabbaniyan (menjadi hamba Allah, taat kepada-Nya, kapanpun dan di manapun).

 

Demikian di antara amalan sunnah yang bisa kita upayakan dalam mengiringi ibadah puasa di bulan Ramadhan ini. Meski tidak merusak keabsahan ibadah puasa bila dilewatkan, amalan-amalan sunnah hendaknya tidak diabaikan demi keutamaan dan kesempurnaan ibadah puasa kita.


Amaliyah NU Terbaru