• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 30 April 2024

Amaliyah NU

Amalan untuk Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Fitri

Amalan untuk Menghidupkan Malam Hari Raya Idul Fitri
Takbir keliling dilakukan oleh sejumlah pemuda pada malam Hari Raya Idul Fitri. (Foto: NU Online Jateng)
Takbir keliling dilakukan oleh sejumlah pemuda pada malam Hari Raya Idul Fitri. (Foto: NU Online Jateng)

Bulan suci Ramadhan akan usai, berganti dengan bulan Syawal. Selama sebulan penuh melaksanakan puasa Ramadhan, shalat tarawih, shalat witir, serta tadarus. Harapan kita sebagai umat Islam yakni dengan ibadah-ibadah tersebut dapat memperkuat ketakwaan, sesuai dengan firman Allah pada surat Al-Baqarah ayat 183: La’allakum tattaqun.


Sebagai salah satu bentuk ketakwaan sesudah bulan Ramadhan adalah menghidupkan malam Idul Fitri dengan gema takbir dan ibadah yang lainnya.


Nabi Muhammad saw bersabda:

مَنْ قَامَ لَيْلَتَىِ الْعِيدَيْنِ لِلهِ مُحْتَسِبًا لَمْ يَمُتْ قَلْبُهُ يَوْمَ تَمُوتُ الْقُلُوبُ. (رواه الشافعي وابن ماجه)


Artinya, “Siapa saja yang qiyamul lail pada dua malam Id (Idul Fitri dan Idul Adha) karena Allah demi mengharap ridha-Nya, maka hatinya tidak akan mati pada hari di mana hati manusia menjadi mati,” (HR As-Syafi’i dan Ibn Majah).


Dari segi sisi riwayat hadits di atas dhaif, namun menurut para ulama masih termasuk dalam kategori yang dapat diamalkan. Karena berkaitan dengan keutamaan ibadah. (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Damaskus: Darul Mallah, 1971 M/1391 H], halaman 145).


Dalam segi dirayah arti dari “hati tidak akan mati” adalah tidak akan mengalami kebingungan di saat banyak orang mengalaminya (saat sakaratul maut, saat ditanya oleh dua malaikat di alam barzakh), dan ketika hari kiamat. 


Adapun beberapa pendapat ulama yang menjelaskan amalan yang dapat dilakukan dalam menghidupkan malam Idul Fitri berikut ini:

  1. Di malam hari raya digunakan untuk beribadah.
  2. Cukup beribadah sesaat saja dari malam hari raya. Imam As-Syafi’i memberikan kisah bahwa ketika malam hari raya Idul Fitri dan Idul Adha para masyayikh kota Madinah datang ke masjid, berdoa, dan berdzikir sampai lewat beberapa saat saja waktu malam tersebut.
  3. Dikutip oleh Al-Qadhi Husain dari Ibn Abbas RA menjelaskan, bahwa menghidupkan malam hari raya diperoleh dengan shalat Isya’ secara berjamaah dan bertekan untuk melakukan shalat subuh di pagi harinya secara berjamaah pula. (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, [Jeddah: Maktabah Al-Irsyad, tanpa catatan tahun], juz V, halaman 145).


Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan untuk menghidupkan malam Idul Fitri umat Islam bisa melakukan amalan-amalan ibadah, takbir, zikir, berdoa, shalat sunnah, shalat berjamaah, serta ibadah yang lainnya.

 
*Keterangan ini diambil dari artikel NU Online berjudul Keutamaan dan Cara Menghidupkan Malam Idul Fitri


Amaliyah NU Terbaru