• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Santri Al-Ghozali Bahrul Ulum dan LTNNU Ngaji Jurnalistik

Santri Al-Ghozali Bahrul Ulum dan LTNNU Ngaji Jurnalistik

NU Jombang Online,
Pesantren Al-Ghozali Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Jawa Timur mengelar sekolah jurnalistik selama enam bulan berturut-turut. Kegiatan yang diikuti oleh santri khusus kerja sama dengan Pengurus Cabang (PC) Lembaga Ta'lif Wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) Jombang.

Menurut Ketua Pondok Pesantren Al-Ghozali, M Choirurrojikin, kegiatan ini untuk membekali santri ilmu menulis berita. Sehingga kelak setelah selesai pelatihan tersebut para santri bisa merawat website dan media sosial milik pesantren.

"Seorang jurnalistik sangat penting untuk para santri masa depan. Hal ini tentu tak lepas dari variasi dalam mensyiarkan agama Islam. Kita ingin para santri ini nanti bisa dakwah dengan ceramah sekaligus dakwah dengan tulisan. Sukur-sukur nanti mereka bisa punya buku," katanya kepada NU Jombang Online, Jumat (10/5).

Dikatakan, sekolah jurnalistik ini dilaksanakan setiap hari Jumat setelah shalat asar hingga menjelang magrib. Peserta terpilih, tidak dikenai biaya-biaya apapun selama pelaksanaan kegiatan. Para peserta juga dibekali praktik langsung menulis berita, wawancara, dan mencari sudut pandang berita yang bagus.

"Santri selain bisa mengaji, juga memiliki bekal pengalaman atau keterampilan menulis berita. Sekarang Indonesia punya penduduk 260 juta lebih, lebih dari separo mereka menggunakan jaringan internet. Ini peluang dakwah yang luar biasa bagi santri. Cukup menulis ringkasan pengajian kiai lalu dipublikasikan lewat medsos. Semua bisa mengaksesnya, termasuk alumni," beber pria asal Mojokerto ini.

Lurah pondok yang akrab disapa Kang Oji ini menjelaskan, tradisi tulis menulis sebenarnya bukan hal baru bagi dunia pesantren. Hanya saja dulu para ulama menulis pemikirannya di kertas yang kemudian dikenal dengan kitab kuning. Ulama seperti KH Hasyim Asy'ari sangat produktif menulis.

Salah satu karyanya berjudul Adabul alim wal mutaallim yang membahas adab guru dan murid masih dikaji hingga kini di pesantren-pesantren. Kitab ini juga sudah dikaji lewat skripsi, tesis, seminar, atau bedah buku.

"Ulama nusantara terdahulu sudah mengajarkan soal dunia tulis menulis. Mencontohkan dengan adanya kitab kuning. Lihat Syekh Nawawi Al-Bantani, KH Hasyim Asy'ari, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, Kiai Mas Kumambang," paparnya. 

Ia menambahkan, para santri belajar dasar jurnalistik dan motivasi serta tips untuk menjadi seorang penulis. "Kita harapkan setelah kegiatan ini, dapat dibentuk komunitas santri yang gemar menulis, agar potensi mereka semakin tergali dan terasah," tandasnya. (Syarif Abdurrahman)


Editor:

Daerah Terbaru