• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Warga NU Harus Bisa Menjawab Persoalan yang Dihadapi Masyarakat

Warga NU Harus Bisa Menjawab Persoalan yang Dihadapi Masyarakat
Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor, Peterongan. (Foto: NU Online Jombang/Syaiful Chabib)
Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor, Peterongan. (Foto: NU Online Jombang/Syaiful Chabib)

NU Jombang Online, 
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang menggelar kegiatan rutin Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor, dimulai dengan pembacaan sholawat, kemudian pembacaan istighotsah, lalu mauidzah hasanah dan doa penutup, Rabu (31/3). 

Kegiatan yang dilaksanakan di Masjid Rahmad Desa Mancar, Peterongan ini sekaligus penutupan acara sebelum Ramadhan. Hadir pada kesempatan ini perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, KH Nur Habibillah, ketua PAC Ansor Peterongan, ketua MDS Rijalul Ansor Peterongan, dan ketua Ranting NU setempat.

Dalam mauidzahnya, kiai yang akrap dipanggil Gus Habib menyampaikan, warga NU harus bisa menjawab berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat. Semisal memberi pemahaman kepada masyarakat tentang definisi musafir bagi orang yang diperbolehkan tidak berpuasa. 

"Kita sebagai orang NU harus bisa menjawab problematika yang ada di masyarakat. Yang boleh tidak puasa itu mariidhan au ‘ala safarin fa’iddatun min ai-yaamin ukhar, tidak usah dibuat susah, ibadah itu semampunya tapi tidak semaunya," katanya.

Bahkan sudah menjadi keharusan, Nahdliyin menahami dengan utuh pendapat-pendapat ulama salaf dalam setiap menjawab persoalan. Seperti dalam konteks musafir, imam madzhab punya pandangan yang tak seragam. 

"Menurut madzhab Syafii, Maliki, dan Hanafi kalau berangkatnya sebelum matahari terbit itu baru dikatakan musafir. Sedangkan menurut madzhab Hambali boleh berangkat kapanpun, bahkan saat zawal bisa dikatakan musafir. Lalu ukuran musafir itu jaraknya 89 kilo meter," ujarnya

Kontributor: Syaiful Chabib
Editor: Ahmad


Editor:

Daerah Terbaru