• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 24 April 2024

Opini

Tipikal Pemimpin Menurut Imam Adz Dzahabi

Tipikal Pemimpin Menurut Imam Adz Dzahabi

Oleh Ali Makhrus*
Imam Adz Dzahabi mengungkapkan ketika menuturkan biografi Kholifah Abbasiyah, Al — Mustanjid Billah, “seorang pemimpin, apabila memiliki kecerdasan dan agama yang kuat, urussan pemerintahannya akan berlangsung baik. Apabila kemampuan akalnya lemah dan agamanya bagus, kecemburuan agamanya akan mendorong dirinya untuk bermusyawarah dengan orang orang yang memiliki keyakinan kuat. Sehingga urusanya akan berlangsung dengan baik dan kondisinya akan berjalan dengan lancer.

Namun, apabila agamanya rusak meski otaknya cemerlang, Negara beserta rakyatnya akan sengsara. Kecerdasan otaknya tidak jarang malah mendorongnya untuk memperbaiki kekuasaanya beserta rakyatnya untuk mengurusi dunia saja, bukan untuk ketaqwaan. Sementara, apabila kemapuan otaknya, agama dan akalnya juga lemah, akan terjadi banyak kerusakan, rakyat akan terbengkalai, dan mereka semua akan jadi korbanya, kecuali bila masih ada keberanian, ketangkasan, dan kharisma, kondisinya masih bisa sedikit diperbaiki.

Namun apabila seorang pengecut yang lemah agamanya, miskin gagasan, banyak berbuat dzalim, berarti ia mengorbankan dirinya untuk segera menerima bencana; bisa jadi ia akan diturunkan dari tahtanya atau bahkan dipenjara dan dibunuh. Dunia pun tak dapat diraih, sementara noda dan dosa sudah melumuri dirinya. Ia pun — Demi Allah — akan menyesal di saat penyesalan tiada berguna. Sementara kita, pada hari ini amat pesimis untuk dapat memiliki pemimpin yang mendapat petunjuk Allah dalam segala sisi kepemimpinannya.

Semoga Allah memudahkan jalan untuk memunculkan pemimpin yang memiliki banyak kebaikan dan sedikit kesalahan. Siapa lagi yang mampu menganugerahkannya kepada kita kecuali Dia (Allah SWT) ?. Ya Allah, perbaikilah rakyat dan penguasa negeri ini, sayangilah hamba — hambaMu dan tolonglah pemimpin mereka dan bimbinglah dirinya dengan taufiqMu.

wallahu alamu bis showab.

(Kisah diambil dari kitab Aina Nahnu Min Akhlaq as — Salaf oleh Abdul Aziz Nashir Jalil dan Bahaudin Fatih Aqil; alih bahasa, Ikhwanuddin; editor, Firman Ikhwan, Solo ; Aqwam, 2014), hal 81 — 82.

*Penulis adalah warga NU asal Madiun  Jawa Timur


Editor:

Opini Terbaru