• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Rabu, 17 April 2024

Daerah

Saat Berdakwah, Jangan Meninggalkan Unsur-unsur Ini

Saat Berdakwah, Jangan Meninggalkan Unsur-unsur Ini

NU Jombang Online, 
Bulan Ramadhan kerap kali dimanfaatkan para dai untuk berdakwah mensyiarkan ajaran-ajaran Islam di tengah masyarakat lebih masif. Para dai tak jarang ditemui lebih banyak tampil di berbagai kesempatan dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Hal ini sebetulnya wajar, lantaran terdapat anjuran Islam untuk memperbanyak amal-amal baik atau amal ibadah tatkala bulan Ramadhan tiba. Pasalnya, bulan Ramadhan merupakan bulan yang istimewa. Di dalamnya terdapat sejumlah keistimewaan tersendiri.

"Sangat benar memang kalau Ramadhan disebut sebagai media untuk berdakwah," kata salah seorang dai asal Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Ustadz Ulum Sugioto, Sabtu (18/5). 

Meski para dai pada bulan Ramadhan memiliki kesamaan yang lebih luas untuk melakukan dakwah, namun menurutnya harus memperhatikan setidaknya tiga unsur.

Pertama, kata dia, setiap perkataan yang disampaikan adalah perkataan yang benar dan sesuai dengan fakta. "Harus dengan kata-kata yang benar. Tidak boleh hoaks. Dalam Al-Qur’an disebabkan dengan qoulan sadida atau perkataan yang benar," tutur pria yang biasa disapa Ulum ini.

Kemudian unsur kedua yang perlu diperhatikan dai yaitu ketepatan memilih diksi. Setiap kalimat yang disampaikan hendaknya perkataan yang mulia, tidak ada terdapat unsur kebencian, kedengkian atau bahkan kalimat yang memuat unsur adu domba.

"Perkataannya juga harus dengan perkataan baik dan memuliakan," imbuh Ulum.

Tak hanya itu, para dai juga harus bisa membuat seseorang mengerti dan memahami terhadap topik yang disampaikan, serta berupaya membuat hati seseorang terbuka untuk lebih bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.

"Kalau bahasa pesantrennya adalah atsar atau bekas. Jadi seorang dai harus bisa memberi bekas kepada pendengarnya. Dalam kata lainnya harus bisa menyentuh hati jamaahnya," ucap dia.

Menurutnya, tiga unsur sebagaimana diurai di atas dinilai cukup menjadi bekal para dai. Sehingga tujuan dakwah untuk mengajak seseorang lebih dekat dengan Allah SWT akan terpenuhi. "Dengan demikian para dai tidak boleh melewati dari unsur-unsur tersebut," pungkasnya. (Syamsul Arifin)


Editor:

Daerah Terbaru