• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 25 April 2024

Amaliyah NU

Perbanyak Berpuasa Sunnah di Bulan Sya’ban Sebagaimana Nabi SAW

Perbanyak Berpuasa Sunnah di Bulan Sya’ban Sebagaimana Nabi SAW

NU Jombang Online, 
Mudir 1 Pesantren Madrasah Quran (MQ) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH A Mustain Syafi’i menyebutkan, di antara bulan yang dimuliakan Allah SWT adalah bulan Sya’ban. Saking mulianya, Nabi Muhammad SAW memperbanyak puasa sunah pada bulan ini.

Terdapat hadist Nabi Muhammad SAW tentang memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, bahkan termasuk puasa sunah terbanyak yang beliau lakukan dibandingkan bulan-bulan lainnya. Hadist tersebut diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim dari istri nabi bernama Aisyah radhiallahu ‘anha.

“Amalan utama di bulan Sya’ban yang utama adalah puasa sesuai hadist 
‎لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ
Belum pernah nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh,” katanya saat mengisi kajian rutinan di Pesantren Al-Maarij Desa Kwaron, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Kamis (11/4/2019).

Dikatakannya, Nabi Muhammad punya kebiasan puasa beberapa hari dalam setiap bulannya. Dan pada bulan Sya’ban yang paling banyak nabi berpuasa setelah bulan Ramadlan. Karena bulan Ramadlan nabi puasa sebulan penuh.

“Dan Ibu Aisyah tidak pernah melihat nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadlan, dan juga tidak melihat nabi berpuasa yang lebih sering dari bulan Sya’ban,” tambah Kiai Mustain.

Beberapa puasa yang bisa dilakukan di bulan Sya’ban yaitu puasa sebanyak tiga hari di setiap bulan Hijriyah, puasa Senin dan kamis serta puasa Daud yaitu sehari puasa dan sehari tidak berpuasa.

Puasa ini bisa dilakukan di permulaan bulan Sya’ban, atau tengah bulan dan di akhir bulan. Bila dilaksanakan tiga hari pada tanggal 13, 14 dan 15, maka disebut dengan puasa Ayyamul Bidh.

“Bisa mencontoh nabi untuk amalan bulan Sya’ba, di mana nabi itu tidak pernah puasa sunah sebulan penuh tapi paling banyak ya di bulan Sya’ban puasanya,” tandasnya. (Syarif Abdurrahman/Syamsul Arifin) 


Editor:

Amaliyah NU Terbaru