Panglima TNI: Hoaks Mengganggu Keberlangsungan Demokrasi

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut demokrasi di Indonesia saat ini terganggu dengan masifnya kabar-kabar hoaks. Hoaks tersebut disebarkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab dan bermotif kepentingan.

Baginya, demokrasi Indonesia seharusnya berlangsung hangat. Pesta demokrasi tidak seharusnya dibumbui oleh hoaks atau kabar bohong yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat.

“Demokrasi itu harus berlangsung hangat. Sekarang ini demokrasi dibumbui oleh kabar-kabar hoaks,” katanya saat bertemu Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid dan beberapa alim ulama Jawa Timur, di Pesantren Tebuireng, Kamis (20/6).

Panglima TNI mengakui perkembangan teknologi telah menyebabkan banyak perubahan di kalangan masyarakat, baik yang positif maupun negatif. Diantaranya yaitu semakin mudahnya oknum untuk membuat dan menyebarkan berita hoaks.

“Para ulama punya peran ikut membantu proses perjalanan demokrasi yang hangat dengan menjaga empat pilar negara, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika,” tambahnya 

Jendral Hadi menambahkan masalah lain yang perlu menjadi perhatian masyarakat Indonesia adalah terorisme dan perebutan teritorial di Laut China Selatan. 

“Kita meminta doa kepada para ulama yang hadir agar dapat menjalankan amanah menangani permasalahan tersebut,” tandas cucu Kiai Masykur Singosari Malang itu.

Panglima TNI disambut pejabat teras Pesantren Tebuireng, Ketua Yayasan Universitas Hasyim Asyari Profesor Imam Suprayogo, Jajaran Kodim 0814 Jombang dan sejumlah ulama serta santri. Jendral Hadi juga menyempatkan diri untuk menziarahi makam KH Hasyim Asy’ari dan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). (Syarif Abdurrahman/Syamsul Arifin)