• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 28 Maret 2024

Opini

Menelaah Fenomena Jadzab

Menelaah Fenomena Jadzab
Ilustrasi ulama
Ilustrasi ulama

Suatu hari seorang warga mendiskusikan fenomena jadzab, lalu ia meminta penjelasan kepada alfaqir mengenai orang yang dianggap jadzab melakukan maksiat.

Dalam kitab Inarotudduja dinyatakan :

وسلم من جذب لكن مع الانكار فيما وقع مخالفا للامرحفظا مشرعاقال ابن التلمساني فلاتلم السكران في حال سكره فقد رفع التكليف في سكران. قال الشيخ محمد حسين بن علي المالكي فقد ابرم الى المعصية بالاكراه كالساقط من شاهق

Dan serahkan kepada Allah urusan orang jadzab, namun ingkarilah perbuatan perbuatannya yang tidak sesuai dengan perintah Allah (jangan sampai kita membenarkan perbuatan maksiat, meskipun lahir dari orang jadzab), karena hal ini sebagai bentuk menjaga syariat Allah. Syekh Ibnu Tilmisani berkata : jangan kau cela orang yang sedang dimabuk cinta, karena ia itu bebas dari tuntutan Syara'. Syekh Muhammad Husain bin Ali al-Maliki juga berkata : mereka melakukan maksiat karena ia tidak bisa menghindar, ibarat orang yang terpelanting dari tempat yang tinggi.

Nah, karena itu kita harus berhati-hati dengan kemapanan ilmu, jangan sampai kita terperdaya, sehingga membenarkan semua perilaku orang-orang jadzab, kita harus bisa memilah, yang maksiat ya harus kita ingkari dan jauhi. Jangan justru malah jadi pedoman lha mbah fulan yo nglakoni iki kok (maksiat). ini namanya cinta "pekok" dan buta.

Oleh karenanya Syekh Abdulloh bin Alwi bin Muhammad Al-Haddad menyatakan dalam kitab Risalatul Mua'wanah: barang siapa tidak sungguh-sungguh berpegangan Al-Qur'an dan Sunnah, dan juga tidak mengerahkan kemampuan untuk mengetahui jejak Rasulullah, kemudian ia mengaku mempunyai derajat tinggi di hadapan Allah, maka jangan sampai engkau merespons baik kepadanya dan mengikutinya, meskipun ia bisa terbang berjalan di atas air, bisa meringkas jarak perjalanan, atau mempunyai keanehan keanehan lain.

Syekh Ihsan bin Dahlan dalam Sirojuttholibin menyatakan :

وقيل علامة الولي ثلاثة شغله بالله وفراره الى الله وهمه الى الله

Dikatakan bahwa : tanda-tanda wali itu ada tiga yaitu : selalu sibuk dengan Allah, lari kepada Allah, dan tujuannya hanya kepada Allah.

Wabillahittaufiq

*Kiai M Sholeh, Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang


Editor:

Opini Terbaru