• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 20 April 2024

Daerah

Kurang Layak Lafal 'Allah' Diiringi SWT dan 'Muhammad' dengan SAW

Kurang Layak Lafal 'Allah' Diiringi SWT dan 'Muhammad' dengan SAW
Halaqah Pergunu Jombang di SMKNU 01 Jogoroto, Jombang. (Foto: Istimewa)
Halaqah Pergunu Jombang di SMKNU 01 Jogoroto, Jombang. (Foto: Istimewa)

NU Jombang Online, 
Pakar Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja), Yusuf Suharto menyampaikan, ada kenyataan yang kurang tepat terkait akhlak pada buku kaitannya dengan kebiasaan sebagian kalangan Muslim menuliskan lafal Allah dengan mengiringi kata SWT, dan Nabi Muhammad dengan SAW. 

Penulisan yang demikian itu kurang patut. Pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy'ari dalam karyanya, kitab Adabul Alim wal Mutaallim memberi contoh yang bisa ditiru oleh umat Islam.

"Kiai Hasyim Asy'ari dalam kitab ini menyampaikan, untuk tujuan mengagungkan, ketika menulis nama Allah, maka diiringi dengan Ta'ala, atau Subhanahu wa Ta'ala, 'Azza Wajalla, Tabaraka wa Ta'ala, dan yang selaras. Mengiringi lafal Shallallahu Alaihi Wasallam setelah nama Rasulullah Muhammad," jelasnya saat jadi narasumber Halaqah Pendidikan ala KH Hasyim Asy'ari, Rabu (31/3) di SMKNU 01 Jogoroto, Jombang. 

Karenanya, ia meminta mulai mengubah kebiasaan menuliskan SWT dan SAW dengan kalimat yang lengkap tanpa disingkat. Bahkan bila hal itu terlanjur menjadi kebiasaan dari sebagian warga NU sendiri, harus mulai menggantinya dengan kalimat sempurna.

"Penulisan SAW itu kurang layak bagi hak Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Aswaja Center PCNU Jombang, H Zainuri mengungkapkan, kitab Adabul Alim wal Mutaallim selesai ditulis setahun sebelum berdirinya NU. Kitab ini menurutnya penuh berkah. Banyak dikaji dan diteliti oleh berbagai kalangan.

Kiai Zainuri kemudian menyampaikan rangka tubuh kitab berbahasa Arab. Dikatakannya, bahwa kitab ini terdiri dari delapan bab. Dimulai dari bab keutamaan ilmu serta keistimewaan mengajar dan belajar. Kemudian ada bab akhlak pribadi murid, akhlak murid kepada guru, akhlak murid dalam belajar.

"Lalu akhlak guru terhadap dirinya sendiri, akhlak guru dalam mengajar, akhlak guru kepada murid-muridnya, dan akhlak pada buku sebagai sarana ilmu," tuturnya.

Ketua PC Pergunu Jombang, H S Arifin dalam sambutannya mengungkapkan, halaqah ini mengajak para guru untuk mendalami konsep mendidik ala muassis NU agar tidak mudah terpengaruh bahkan tergerus pemikian barat yang liberal, radikal, dan eksklusif dalam dunia pendidikan dan kemasyakatan.

Pergunu Jombang, kata dia, mengajak untuk tetap berada dalam rumah besarnya, yaitu NU dan Aswaja sebagai manhajnya.

"Pergunu harus istikamah bergerak dan menggerakkan guru NU dalam tiga hal:
Pofesi, Aswaja, dan kesejahteraan guru NU. Termasuk halaqah ini adalah untuk hal tersebut," ucapnya.

Hadir pada kesempatan ini, perwakilan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) di beberapa kecamatan. Tampak pula mendampingi acara ini Hadi, Wakil Ketua PCNU.

Editor: Ahmad


Editor:

Daerah Terbaru