• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Sabtu, 20 April 2024

Opini

Kesempurnaan Akal Baginda Rasul Muhammad SAW

Kesempurnaan Akal Baginda Rasul Muhammad SAW
Gambar via kucingmajelis.wordpress.com
Gambar via kucingmajelis.wordpress.com

Beliau lahir dengan membawa berbagai macam keajaiban sebagai mukjizat dan sekaligus sebagai isyarat dari Allah Swt bahwa beliau adalah seorang manusia pilihan, seorang manusia terbaik dan seorang manusia yang istimewa, berbeda dengan manusia-manusia lain yang hidup pada zamannya, bahkan yang pernah hidup sebelumnya sampai pada akhir zaman nanti. 

Jauh-jauh hari beliau telah dipersiapkan oleh Allah Swt sebagai pengemban risalah-Nya, yaitu agama Islam yang mulia, agama yang sempurna dan agama yang di ridlai-Nya. Dan karenanya pula, kita semuanya, umat muhammad adalah menjadi hamba-hamba yang dipilih oleh Allah Swt, hamba-hamba yang dijadikan sebagai “Khairo ummah, Umat terbaik”.

Tanda-tanda beliau dipersiapkan oleh Allah sebagai “Al Insan al Kamil, manusia sempurna” terus berlangsung mengikuti perjalanan hidup beliau, dari hari ke hari, dari minggu ke minngu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun, semenjak beliau dilahirkan, hari Senen 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah (23 April 571 M), sampai pada akhir hayatnya, hari Senen 12 Rabi’ul Awal.

Tanda-tanda yang terlihat jelas pada beliau adalah kesempurnaan akal fikirannya. Akal beliau yang sempurna inilah yang menjadi pokok pangkal dari segala macam sifat terpuji dan sekaligus menjadi pendorong kepada tingkah laku yang selalu mengarah kepada kebaikan, kebenaran, keadilan dst. Dengan petunjuk akalnya yang sempurna, beliau dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang semestinya harus dilakukan dan mana yang tidak, sehingga bisa membawanya mencapai sesuatu yang lebih baik dan utama. 

Akal pikiran Rasulullah Saw telah mencapai puncak kesempurnaan yang tidak pernah dan tidak akan bisa dicapai oleh siapapun, baik sebelumnya maupun sesudahnya, sebagai karunia Allah Swt yang diberikan kepadanya.

Namun demikian, bukan berarti perjalanan hidup beliau berjalan mulus, justeru yang terjadi adalah sebaliknya, dimana orang-orang bodoh yang kurang sempurna akalnya mengatakan bahwa beliau adalah orang gila, tukang sihir dan lain sebagainya. Kesemuanya ini sebagai bentuk pengingkaran mereka terhadap apa saja yang dibawa beliau. Semua label buruk dan keji yang mereka tujukan kepada beliau dibantah dengan tegas oleh Allah Swt dalam firman-Nya:
ن وَالْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ. مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُونٍ [القلم: 1-2]
     “Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis. berkat nikmat Tuhanmu, (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila”. [QS. alQalam: 1-2]. 
Kesempurnaan akal Rasulullah Saw juga bisa dilihat pada cara beliau berdialog dengan penyembah-penyembah berhala, dan juga hujjah-hujjah yang rasional dan akurat yang beliau sampaikan dan kemukakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mereka semuanya tidak sanggup membantah, menyangkal dan mengingkari. 

Kesempurnaan akal fikiran beliau juga bisa dilihat dari cara beliau dalam memberikan penjelasan dan pengarahan kepada pemuda yang datang kepada beliau meminta izin agar diperkenankan melakukan zina atau berbuat mesum. Lalu Rasulullah Saw menjawab dengan bertanya kepadanya: ”Sukakah perbuatan keji itu dilakukan orang terhadap ibumu atau saudara perempuanmu atau putrimu sendiri?”. Pemuda itu menjawab dengan tegas: ”Tidak. Aku tidak suka jika hal ini dilakukan terhadap ibuku, saudara perempuanku dan isteriku”. lalu Rasulullah Saw memberi penjelasan:“Demikian juga setiap orang tidak ada yang menyukai jika perbuatan itu dilakukan terhadap keluarganya”. Kemudian, timbullah kesadaran dan keinsyafan dalam hati pemuda itu, lalu pemuda itu berkata: “Wahai Rasul, saksikanlah bahwa aku benar-benar bertaubat dari perbuatan keji itu ”.

Wallahu a’lam bisshawab.

KH Abdul Nashir Fattah, Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang


Editor:

Opini Terbaru