• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Kata Santri di Balik Pandemi Covid-19: Kami Sangat Rindu Pesantren

Kata Santri di Balik Pandemi Covid-19: Kami Sangat Rindu Pesantren
Rofiq Hidayat, salah seorang santri Tambakberas Jombang. (Foto: Istimewa)
Rofiq Hidayat, salah seorang santri Tambakberas Jombang. (Foto: Istimewa)

NU Jombang Online, 
Masa pandemi Covid-19 telah banyak mengubah aktivitas masyarakat yang lazim dilakukan sebelum pandemi. Begitu juga di lingkungan pesantren. Berbagai proses pembelajaran harus dilakukan dari jarak jauh karena pesantren 'terpaksa' harus memulangkan para santrinya.

Di Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur terhitung kurang lebih sudah dua hingga tiga bulanan para santri telah dipulangkan. Hal ini dilakukan pesantren karena ada kekhawatiran akan wabah Covid-19 kian meluas hingga merambah ke pesantren.

Namun, siapa nyana di balik libur panjangnya santri sesungguhnya sudah rindu akan aktivitas-aktivitas di pesantrennya. Ia ingin segera bisa kembali ke pesantren bertemu dengan pengasuh, ustaz, teman-temannya, dan mengikuti kegiatan-kegiatan pesantren. Seperti ngaji, sekolah, dan seterusnya

"Kami rindu ingin kembali ke pondok, sangat ingin berkumpul kembali dengan teman-teman santri ngaji dan belajar bareng," kata salah seorang santri Pesantren Al-Ghazali Tambakberas, Rofiq Hidayat kepada NU Jombang Online, Senin (1/6).

Santri asal Brebes, Jawa Tengah ini adalah salah satu pengurus pondok yang bertugas melayani para santri. Karena itu, selama di pondok ia lebih banyak berinteraksi langsung dengan para santri. Misalnya menyampaikan amanah pengasuh untuk kemudian disampaikan kepada santri, mengkoordinir santri saat tiba jadwal mengaji, dan sebagainya.

"Di sisi lain saya sebagai anak ndalem dan pengurus pondok yang terbiasa melayani anak-anak santri rindu akan candaannya dan kebersamaannya," ujar Rofiq sapaan akrabnya.

Selama di rumah, ia mengaku waktunya banyak digunakan untuk membaca buku, kitab, ngaji Al-Qur'an, dan membantu orang tua. Ia berupaya memanfaatkan waktu liburnya dengan sebaik mungkin. "Kegiatan sehari-hari saya biasannya membantu orang tua baik dari nyuci baju bersih-bersih, nderes buku dan Al-Qur'an," ucapnya.

Sementara itu, Pengurus Pesantren Al-Ghazali, Syafiuddin mengemukakan, pihak pesantren belakangan ini sudah mengeluarkan surat edaran (SE) tetkait waktu kembalinya santri ke pondok. Di samping itu juga pesantren juga tengah merumuskan teknis proses kembalinya santri. Prinsipnya, kata dia, santri harus dipastikan bebas dari Covid-19 sebelum kembali ke pesantren.

"Menurut edarannya tanggal 1 Juli kembali dan tanggal 2 Juli memulai ajaran baru," tuturnya.

Pewarta: Ahmad 
Editor: Syamsul Arifin 


Editor:

Daerah Terbaru