• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Selasa, 16 April 2024

Daerah

Kader PMII Undar Jombang Diajak Kembangkan Wawasan Keaswajaan

Kader PMII Undar Jombang Diajak Kembangkan Wawasan Keaswajaan
Talkshow Pergerakan PMII Undar Jombang. (Foto: Istimewa)
Talkshow Pergerakan PMII Undar Jombang. (Foto: Istimewa)

NU Jombang Online,
Pengurus Komisariat (PK) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Darul Ulum (Undar) Kabupaten Jombang resmi dilantik, Ahad (28/3) di aula kampus setempat. Pelantikan dikemas dengan Talkshow Pergerakan dengan tema 'PMII Darul Ulum Bisa Apa?'

Hadir beberapa narasumber dalam talkshow,  yaitu Tim Staf Khusus Presiden Sociopreneur Sawitri Wulansari membahas sisi politik, Ketua Umum Persatuan Dosen Agama Islam (Persada) Nusantara Jatim, Yusuf Suharto menyoroti sisi keaswajaan, Dekan FKIP Suhudi menyinggung sisi kependidikan, dan Ketua TPP Jombang, Maghfuri menyoroti sisi advokasi.

Kepada kader PMII Undar, Yusuf Suharto mengajak agar menjadi bagian dari penggerak dalam mengembangkan Ahlussunnah wal Jama'ah (Aawaja) di kampus Undar. ”Mari PMII Jombang, khususnya Undar ikut mengembangkan wawasan keaswajaan ini," ungkapnya.

Bahkan bila memungkinkan, lanjutnya, kajian keaswajaan yang dilakukan oleh kader PMII Undar menjadi rujukan PMII yang lain. Hal yang bisa dilakukan di antaranya adalah menyusun modul Aswaja dan sejenisnya.

"(Harus) jadi rujukan, membuat modul atau buku Aswaja hasil karya inovasi para kader PMII Undar," ujarnya.

Pria yang juga penulis buku Khazanah Aswaja itu menegaskan, bila ditelaah dari sisi sejarah, Undar adalah kampus yang berdiri di atas fondasi spiritual dari seorang pendirinya, yaitu KH Mustain Romly. Almarhum adalah sosok yang hendaknya menjadi inspirasi sekaligus teladan untuk kader PMII.

”Undar ini adalah satu-satunya kampus ketika itu yang dilahirkan dari gerakan tarekat. Ini adalah gerakan inovatif progresif seorang mursyid, Pengasuh Pesantren dan Rektor, yaitu pendiri Undar, Kiai Mustain Romly," ucapnya.

Dalam pandangannya, wawasan dan ajaran-ajaran keaswajaan memang sudah digagas oleh para pendahulu. Tetapi hal itu bukan berarti tidak ada ruang untuk membuka dan mengembangkan wawasan keaswajaan tersebut, tentu menyesuaikan dengan konteks kekinian yang terus berkembang.

"Aswaja kita itu ibarat gelas yang telah terisi tapi belum penuh. Nah, para kader harus mengisi gelas yang telah diisi generasi sebelumnya," ungkapnya.

Sebagai kader muda Nahdlatul Ulama (NU), pengurs PMII perlu memahami sekaligus merawat Aswaja sebagai metodologi berpikir atau biasa dikenal manhajul fikr. Ada nilai-nilai yang ada di dalamnya, selain moderat dan toleran, juga terdapat nilai keberanian. Nilai-nilai inilah yang perlu terus dipegang oleh kader PMII.

"Sebagai anak muda, para sahabat PMII perlu nilai syajaah (keberanian). Keberanian ini adalah bagian dari moderasi salah satu potensi diri manusia, yaitu daya ghadhab (emosi). Daya emosi yang dimoderasi menjadi keberanian. Nilai ini cocok untuk anak-anak muda. Berani karena benar," tuturnya.

Sementara itu, Syuhudi dalam paparanya menyampaikan bahwa banyak mahasiswa yang belum menghayati Aswaja. Karenanya, kader PMII harus acuh terhadap forum-forum kajian tentang Aswaja.

“Aswaja itu dikaji dan dihayati. Trisula itu sebagai grand strategi. Jadi bukan sesuatu yang menakutkan. Trisula itu membangun manusia. Slogan Kiai Mustain, 'Berotak London, Berhati Masjidil Haram' ditempuh dengan dua strategi, pesantren dan tarekat. Untuk otak london ya perguruan tinggi melalui tridarma. Menjadi manusia lahir batin," jelasnya.

Mantan aktivis PMII ini mendorong agar masjid menjadi pusat kegiatan, terlebih kajian Aswaja. “Gunakan masjid sebagai pusat kajian keagamaan. Buatlah kajian rutin Aswaja di Masjid al Mustain Undar. Berharap yang menggerakkan adalah kader PMII," pungkasnya.

Editor: Ahmad


Editor:

Daerah Terbaru