• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Kader PMII Bagikan Tips Sukses Jadi Aktivis Sekaligus Raih Prestasi Akademis

Kader PMII Bagikan Tips Sukses Jadi Aktivis Sekaligus Raih Prestasi Akademis
Irma Wahyuni, Mahasiswa Kesehatan Unipdu Jombang juga kader PMII Jombang (Foto : Dok. Irma Wahyuni)
Irma Wahyuni, Mahasiswa Kesehatan Unipdu Jombang juga kader PMII Jombang (Foto : Dok. Irma Wahyuni)

NU Jombang Online,
Irma Wahyuni, mahasiswa keperawatan Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Jombang yang juga aktif dalam organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Umar Tamim Unipdu membagikan tips sukses menjadi aktivis kampus dan meraih prestasi akademik sekaligus. Pasalnya, tak hanya beraktivitas di PMII, dara kelahiran Bangkalan ini juga aktif sebagai pengurus organisasi intra kampus.

Di tengah kesibukannya menjadi seorang mahasiswa keperawatan di Unipdu Jombang, perempuan yang lahir 28 April 2000 ini juga pernah menjabat sebagai ketua Hima Prodi S1 Keprawatan serta menjadi dirijen dalam tim paduan suara Unipdu dan PMII. Tak hanya itu, Irma juga piawai dalam menari tradisional khas Indonesia.

Kemampuan dan bakatnya itu diperoleh ketika ia masuk dalam organisasi PMII. Hebatnya, di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa kesehatan dan aktif di organisasi, prestasi akademiknya juga tak pernah mengecewakan. Rata-rata IPK yang diperoleh perempuan berumur 21 tahun ini, adalah 3,57. Seakan tak cukup dengan prestasi yang diterima, Irma juga kerap mendapat penghargaan dari dalam maupun luar kampusnya. 

Menjadi mahasiswa kesehatan dan menjadi aktivis PMII, tentu bukan menjadi pilihan yang mudah bagi mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa kesehatan pasti akan dibenturkan dengan tugas dan jadwal perkuliahan yang padat serta ditambah dengan jam praktikum.

"Kita harus mampu melakukan manajemen waktu antara kegiatan organisasi dengan kegiatan kuliah sehingga semua bisa berjalan beriringan tanpa perlu berbenturan. Yang paling penting sih, kegiatan yang lebih penting seperti kuliah harus selalu didahulukan," ujarnya memberikan tips singkat bagaimana mahasiswa dengan jurusan yang cukup padat sepertinya masih mampu untuk tetap berorganisasi.

Menurut Irma, jadwal perkuliahan dan organasisasi penting untuk disusun dengan baik sehingga tidak ada ceritanya kuliah bisa terbengkalai karena urusan organisasi.

" Kita harus pintar-pintar mencuri waktu senggang di perkuliahan, misal ketika ada acara di organisasi, diusahakan untuk bisa hadir setelah perkuliahan dan sebisa mungkin mengatur jadwal kegiatan organisasi setelah perkuliahan. Pokoknya jangan sampai terbengkalai kuliahnya. Karena kuliah itu tanggung jawab kita kepada orang tua," jelasnya.

Irma menyadari bahwa kuliah merupakan tanggung jawab seorang anak kepada orang tua sekaligus tonggak masa depan. Orang tua, menurut Irma telah melakukan apa saja untuk membiayai kuliah anaknya agar dapat lulus tepat waktu dan bermanfaat ilmunya, sehingga tidak boleh diabaikan.

"Menjadi mahasiswa akademis adalah sebuah tanggung jawab sedangkan menjadi aktivis adalah sebuah kewajiban," ujar perempuan yang duduk di semester 6 S1 Keperawatan ini.

Perempuan yang beralamat di Kampung Penyantren RT 004/ Raw 002, Desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura ini menilai, PMII merupakan sebuah organisasi yang komplit dan bisa mewadahi semua minat dan bakat setiap kadernya. Dimana di PMII ia banyak diajarkan antara teori dan aksi nyata.

"Jadi tidak serta merta hanya teori saja tanpa adanya tindakan. Tetapi di PMII ini diajarkan antara teori dan aksi nyata dalam melakukan sesuatu. Berproses di PMII sungguh pengalaman yang sangat asyik dan juga menghasilkan alumni yang berkualitas. Terbukti hingga kini, organisasi PMII mampu mencetak kader yang hebat-hebat sebagai pemimpin generasi bangsa dan agama," paparnya.

PMII menurut Irma, selain mempunyai ideologi keislaman yang berhaluan Islam ahlussunah wal jamaah, juga bersifat nasionalis. Karena itu, ia merasakan ada perubahan dalam sikap diri dan sifat kepemimpinan. Ia juga jadi lebih bertanggungjawab dan dapat meningkatkan kemampuan public speaking.

"Semoga apa yang sudah didapat dalam berorganisasi bisa diterapkan dan bermanfaat untuk orang lain," harapnya.

Pewarta: Rohmadi
Editor : Fitriana

 


Editor:

Daerah Terbaru