• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Kader IPPNU Saatnya Jadi Penggerak Bangkitnya Nahdlatut Tujjar

Kader IPPNU Saatnya Jadi Penggerak Bangkitnya Nahdlatut Tujjar
Suasana pembukaan Rakernas IPPNU di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. (Foto:NU Jombang Online/Syamsul Arifin)
Suasana pembukaan Rakernas IPPNU di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang. (Foto:NU Jombang Online/Syamsul Arifin)

NU Jombang Online, 
Pengembangan ekonomi di kalangan pesantren dan santri menjadi perhatian Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Gedung Serbaguna Hasbullah Said Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Rakernas sendiri berlangsung selama tiga hari mulai Kamis-Sabtu (23-25/1).

Demikian itu disambut baik oleh Gubernur Jawa Timur Hj Khofifah Indar Parawansa saat ia menyampaikan sambutannya di hadapan segenap tamu undangan. Menurut pandangannya kader IPPNU sudah saatnya menjadi penggerak pertumbuhannya Nahdlatut Tujjar sebagaimana almaghfurlah KH Wahab Chasbullah mendirikan organisasi tersebut di masanya untuk memompa semangat kebangkitan ekonomi.

"Kami mohon kepada Wapres Kiai Ma'ruf Amin untuk memberikan semangat kepada anak-anak IPPNU, mereka memiliki potensi yang luar biasa dan menjadi penggerak tumbuhnya Nahdlatut Tujjar, baik melalui online sistem maupun ofline sistem," katanya sembari meminta Wapres menyinggung soal ekonomi santri pada sambutannya.

Dirinya mengaku, bahwa di Jawa Timur sudah dicanangkan program One Pesantren One Product (OPOP) untuk mendorong pesantren mulai memperhatikan aspek kemandirian ekonominya melalui produk yang dibuat dan dikelola oleh pesantren itu sendiri. Hampir semua pesantren besar di Jawa Timur sudah bergabung dalam program ini. 

Di antaranya Pesantren Amanatul Ummah Mojokerto, Pesantren Langitan Tuban, Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Sunan Drajat Lamongan, Pesantren An-Nuqoyyah di Sumenep, Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Pesantren Al Hikam di Malang, dan beberapa pesantren lainnya.

Perjalanan program ini menurutnya juga sudah menyentuh pemanfaatan alat teknologi modern. Seperti pemasarannya tidak sekadar dipasarkn secara ofline, tetapi juga mengoptimalkan market online.

"Hari ini kita bismillah berupaya menembus banyak pasar tidak terkecuali pasar secara online," jelas Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU ini.

Pesantren dan santri memang harus sudah melek digital. Pasalnya peran strategis dalam berbagai aspek kehidupan manusia sehari-hari mayoritas tidak bisa lepas dengan peran digital. Tidak terkecuali pada aspek pengembangan ekonomi.

Kendari begitu, diakuinya, hingga sekarang belum banyak pesantren yang betul-betul memanfaatkan peran digital dengan sebaik mungkin. Untuk itu ke depan pesantren tidak boleh anti dengan dunia digital dan harus mulai menyiapkan para santri yang berkompeten di bidang ini. 

"Ketika kita berhadapan dengan percepatan teknologi informasi digital terutama di bidang ekonomi, maka tantangan kita sebenarnya sangat kompleks. Produk dalam OPOP sudah nampak, tapi ketika sudah masuk ke pasar masih belum maksimal," imbuhnya.

Untuk diketahui Rakernas diikuti oleh kurang lebih dari 30 Pimpinan Wilayah IPPNU di seluruh Indonesia. Forum musyawarah untuk merumuskan sejumlah kebijakan organisasi ini dibuka oleh Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin didampingi Menaker Ida Fauziah, Menkop UMKM Teten Masduki, Wamenag Zainut Tauhid, dan Khofifah Indar Parawansa.

Pewarta: Syamsul Arifin


Editor:

Nasional Terbaru