• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Jadilah Kader Ansor yang Organik

Jadilah Kader Ansor yang Organik
Majelis Zikir dan Shalawat Rijalul Ansor Peterongan, Kabupaten Jombang. (Foto: Istimewa)
Majelis Zikir dan Shalawat Rijalul Ansor Peterongan, Kabupaten Jombang. (Foto: Istimewa)

NU Jombang Online, 
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Peterongan, Kabupaten Jombang kembali menyelenggarakan Majelis Zikir dan Shalawat Rijalul Ansor. Kegiatan yang dilaksanakan rutin setiap Rabu Legi ini sempat terpaksa harus diliburkan karena pandemi Covid-19.

Acara tersebut adalah media konsolidasi antarpengurus sekaligus wadah merawat dan mensyiarkan dakwah ala Nahdlatul Ulama (NU) di tengah masyarakat. Forum ini juga seringkali digunakan untuk membahas topik-topik hangat yang terjadi di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan sosial-keagamaan.

Kali ini pengurus Ansor Peterongan mengundang Ustaz Yusuf Suharto, Dewan Pakar Aswaja NU Center PCNU Jombang sebagai pembicara dalam Majelis Zikir dan Shalawat Rijalul Ansor.

Dalam keterangannya, ia mengatakan bahwa para pemuda Ansor merupakan masa depan NU. Karenanya mereka harus memanfaatkan masa pengabdiannya di Ansor dengan sebaik mungkin agar saat terjun di tengah masyarakat mereka memiliki peranan penting.

Menurutnya, kader Ansor harus selalu aktif berkontribusi positif kepada masyarakat. Persoalan yang dihadapi masyarakat niscaya beragam, dan pada kesempatan yang sama pemuda Ansor dituntut hadir membawa angin segar untuk bisa menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat itu. Kader yang seperti ini dia sebut sebagai kader NU yang organik.

"Kader Ansor, santri, lulusan pesantren atau madrasah harus menjadi kader yang organik. Kader yang memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, kader yang peduli," katanya, Rabu (24/6).

Ia memandang bahwa Ansor adalah wadah para pemuda NU yang memiliki kemampuan yang beragam. Keterampilan dan kecakapan dalam bidang-bidang tertentu juga tak bisa dilepaskan dari kader Ansor. 

Tetapi yang paling penting menurutnya, mau jadi apa pun, pemuda Ansor harus mempunyai kepedulian atau kepekaan yang tinggi terhadap masyarakat di lingkungannya.

"Kalau jadi kiai, maka kiai yang organik. Jadi ustaz jadilah ustaz yang organik, dan juga jadilah santri yang organik. Kader yang hidup dan peduli di tengah tengah masyarakat, dan tak hanya sibuk dengan diri sendiri," jelasnya.

Banyak kiai-kiai NU yang bisa dijadikan teladan kader NU masa kini. Hampir pasti para pendahulu itu memiliki perilaku mulia, ikhlas, peduli, tekun, dan sikap-sikap terpuji lainnya.

"Dulu, semasa saya masih nyantri di Pesantren Denanyar, saya melihat sendiri bagaimana dengan telatennya Kiai Shohib Bisri (putra bungsu Kiai Bisri Syansuri) membangunkan santri-santri. Beliau biasa memakai kopiah putih membangunkan shubuh, langsung oleh beliau sendiri," kenangnya.

Hadir pada kesempatan ini Reza, Ketua PAC Ansor Peterongan, KH Syahrul Munir, Katib Syuriyah MWCNU Peterongan, Ustaz Yusuf, Ketua Rijalul Ansor Peterongan, dan beberapa pengurus Ansor Peterongan.

Di akhir acara, ada tali asih penyerahan buku karya penulis, Ahlussunah wal Jamaah Fikih dan Landasan Amaliyah yang diterima oleh KH Syahrul Munir dan Ustaz Yusuf. 

Acara disemarakkan oleh grup shalawat Al Banjari Ar Roudloh pimpinan Ustaz Choiruddin.

Kontributor: Ahmad
Editor: Syamsul Arifin


Editor:

Daerah Terbaru