• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 25 April 2024

Daerah

Hebitren Gelar Istighotsah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan Ke-76

Hebitren Gelar Istighotsah Nasional dan Refleksi Kemerdekaan Ke-76
Istighosah Nasional Via Zoom
Istighosah Nasional Via Zoom

NU Jombang Online,
Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren Indonesia (Hebitren) mengelar Istighotsah Nasional bersama ulama Indonesia yang dilaksanakan melalui media zoom dan direlay 500 channel youtube anggota Asosiasi Youtuber Santri Indonesia (AYSI). Kegiatan ini mengusung tema munajat untuk Indonesia sehat dan ekonomi bangkit.

“Hebitren merupakan wadah perkumpulan pondok pesantren khusus pada bidang ekonomi dan bisnis. Hebitren bertujuan memperdayakan ekonomi dan bisnis pesantren dan jadi alternatif solusi perkembangan ekonomi nasional," ungkap Kiai Hasib Wahab Hasbullah, ketua umum Hebitren Indonesia.

Tokoh yang turut hadir pada kegiatan istighotsah adalah Kiai Miftahul Akhyar, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) kemudian Hj Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur dan Kiai Marzuqi Mustamar, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur  serta Kiai Bahauddin Nur Salim. Kegiatan ini juga diikuti banyak tokoh ulama dari berbagai pesantren di Indonesia.

Kiai Makruf Amin, Wakil Presiden Indonesia yang turut hadir mengungkapkan, pesantren adalah pusat dakwah selain juga sebagai pusat pendidikan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Allah memerintahkan kita semua untuk memakmurkan bumi untuk bisa membangun kunci sebab kehidupan. Membangun kehidupan itu menjadi tugas kita untuk mengembangkannya.

"Pengembangan ekonomi bukan sekedar kebutuhan, ini juga perintah Allah dalam mengembangkan ekonomi agama yang sesuai perintah syariah," ungkapnya.

Sementara itu, Kiai Bahauddin Nur Salim berharap semoga Hebitren menjadi sistem perdagangan yang menjauhkan masyarakat dari yang haram di masa sekarang. 

"Masalah pandemi itu masalah bersama. Oleh karena itu, dalam Islam diajarkan siapa yang punya kemampuan membantu maka wajib membantu. Semua kebaikan itu harus dinikmati dalam langkah menikmati yang halal, sehingga tidak berkeinginan pada sesuatu yang haram," jelasnya.

Kegiatan ditutup dengan doa dari 13 ulama yang merupakan pengasuh dari beberapa pondok pesantren di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah kiai Muhtadi Dimyati dari PP Rouditul Ulum Banten, kiai Buya Alaiddin Athory Aidarus Ghany dari PP Darussalam Saran abun Rohul Riau dan Kiai Zaidi Abdad dari Pesantren Baitul Quran Mataram Nusa Tenggara Barat serta ulama lainnya.

Kontributor : Suci Aristanti
Editor : Fitriana


Editor:

Daerah Terbaru