• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 29 Maret 2024

Daerah

Ini yang Perlu Diperhatikan Pesantren Sebelum Terapkan 'New Normal'

Ini yang Perlu Diperhatikan Pesantren Sebelum Terapkan 'New Normal'
Ketua PCNU Jombang, KH Salmanudin Yazid. (Foto: NU Jombang Online)
Ketua PCNU Jombang, KH Salmanudin Yazid. (Foto: NU Jombang Online)

NU Jombang Online, 
Kebijakan New Normal atau kenormalan baru yang dibuat oleh pemerintah untuk bisa berdamai dengan Covid-19 masih terus jadi perbincangan pesantren. Pesantren dimungkinkan akan mengalami kesulitan apabila kebijakan tersebut harus segera diterapkan secara menyeluruh.

Kehidupan pesantren cukup berbeda dengan tatanan kehidupan masyarakat pada umumnya. Sebut saja salah satunya misalnya tempat atau kamar santri di pesantren yang kadang dihuni oleh lebih dari 10 santri. Kondisi ini tentu otomatis sudah tidak bisa melakukan physical distancing atau jaga jarak sebagaimana yang diharapkan pada kebijakan kenormalan baru. 

Belum lagi para santri yang sampai hari ini banyak yang belum balik ke pesantren setelah sebelumnya 'terpaksa' harus dipulangkan sementara, guna menjaga kekhawatiran akan wabah Covid-19 makin meluas. Dan untuk kembali lagi ke pesantren, mereka harus dipastikan sehat, juga tidak dalam keadaan terpapar Covid-19. 

Kondisi ini tentu memerlukan usaha medis untuk memastikan kesehatan para santri. Karenanya perlu ada perhatian pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang diambil, terutama dari aspek pendanaan untuk membantu mengecek kesehatan santri secara menyeluruh.

Demikian ini salah satu poin yang disampaikan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Jombang, Jawa Timur dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Jombang.

"Karena itu, sebaiknya tidak prlu tergesa-gesa untuk melakukan New Normal di pesantren, masih perlu digali secara mendalam dan dipikirkan dengan sangat matang, jangan sampai di kemudian hari menimbulkan masalah baru, terutama di pesantren," jelas KH Salmanudin Yazid, Sabtu malam (30/5).

Dalam pandangannya, situasi sekarang ini erat hubungannya dengan tras masyarakat kepada pesantren. Jika penerapan kenormalan baru ini di lingkungan pesantren nantinya justru menambah kasus positif Covid-19 di Indonesia, maka perlahan orang tua bahkan publik luas menaruh kekhawatiran yang berlebihan akan keberadaan pesantren, bahkan paling buruk mereka tidak lagi percaya akan manajemen pesantren.

"Yang paling kita takutkan kalau kita tidak memikirkan secara matang, khawatir nanti terjadi klaster baru yaitu kluster pesantren, dan kalau ini terjadi pasti pesantren kehilangan kepercayaan di mata masyarakat," kata Pengasuh Pondok Pesantren Babussalam Kalibening, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur

Karena itu, lanjut dia, setidaknya ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh masing-masing pesantren sebelum akhirnya menetapkan New Normal. Pertama terkait edukasi tentang protokol kesehatan akan Covid-19. Dalam hal ini pesantren perlu melakukan sosialisasi dan edukasi secara menyeluruh di lingkungan pesantren.

"Edukasi yang menyeluruh kepada santri, guru dan semua ustaz, karena sampai saya ini belum selesai. Di Jombang itu masih sangat minim terkait edukasi ini," ujarnya.

Yang kedua, imbuhnya, pesantren harus memikirkan teknik kembalinya santri ke pesantren. Menurutnya hal ini paling urgen, karena akan menentukan terhadap penambahan klaster pasien positif Covid-19. 

"Saya yakin kalau santri semua sehat kembali ke pesantren, maka orang tua harus percaya bahwa pengelola pesantren akan memperhatikan santri sebagaimana anaknya sendiri. Pesantren akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga santrinya," ucapnya.

Kemudian yang ketiga, upaya pesantren dalam menyambut New Normal hendaknya terus dipersiapkan. "Kesiapan pesantren harus dimonitor terus, karena masing-masing pesantren tidak akan sama kondisinya," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Jombang, H Mas'ud Zuremi mengaku akan mendiskusikan terkait situasi-situasi yang ada di pesantren dengan Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab sebelum New Normal diaplikasikan di Jombang. Di samping itu, politisi PKB ini akan membincangkan terkait kepastian dana yang nanti dipakai untuk mendukung kebijakan New Normal di Jombang, khususnya untuk pesantren.

"Saya kira dalam waktu dekat harus segera ketemu dengan bupati membahas semua masukan-masukan para kiai pesantren. Terkait dukungan pemerintah secara pendanaan juga akan kami bahas," tuturnya.

Pewarta: Ahmad 
Editor: Syamsul Arifin 


Editor:

Daerah Terbaru