Hukum Mengurus Jenazah Diduga Terkena Covid-19

Deskripsi Masalah 
Tentang beredarnya fonomena Covid-19 yang secara protokol kita diimbau untuk tidak berinteraksi bahkan mendekati dengan pasien positif Covid-19 baik yang masih hidup ataupun sudah meninggal. Sehingga banyak fakta yang ada dari pasien korban meninggal dari Covid-19 baik yang benar-benar positif atau hanya terduga, ketika meninggal pihak keluarga tidak boleh menunggu dan mengawasi di RS (Rumah Sakit). Karena perawatan akan ditangani langsung dari pihak Rumah Sakit. Mohon maaf tapi banyak fakta yang ada dan terjadi dari pihak Rumah Sakit tidak mengurus jenazah secara benar dan sesuai dengan syariat. Seperti tidak dimandikan, tidak dikafani, dan kadang masih memakai pakaian. 

Pertanyaan
Bagaimana hukum merawat jenazah tanpa adanya bukti real dari RS bahwa pasien benar-benar terkena Covid-19?

Jawaban
Wajib

نهاية الزين (ص: 149)
(صَلَاة الْمَيِّت فرض كِفَايَة كغسله) وَسَائِر تَجْهِيزه أَي يجب فِي الْمَيِّت الْمُسلم غير شَهِيد المعركة وَغير السقط وَلَو قَاتل نَفسه خَمْسَة أَشْيَاء غسله وتكفينه وَالصَّلَاة عَلَيْهِ وَحمله وَدَفنه على سَبِيل فرض الْكِفَايَة إِن علم بِمَوْتِهِ جمَاعَة فَإِن لم يعلم بِهِ إِلَّا وَاحِد تعين عَلَيْهِ وَمَتى قَامَ بذلك وَاحِد سقط الطّلب عَن الْجَمِيع فَإِن لم يعلم بِهِ أحد إِلَّا بعد ظُهُور رَائِحَته فَلَا حُرْمَة على أحد لعدم الْعلم بِهِ نعم يحرم على نَحْو جَاره مِمَّن حَقه السُّؤَال عَنهُ

*Catatan: Hasil Bahtsul Masail ke-IX PC LBMNU Jombang, tanggal 29 November 2020 di MWCNU Perak.