• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Cerita Mbah Moen Ingin Wafat Hari Selasa seperti Ayah, Kakek hingga Buyutnya

Cerita Mbah Moen Ingin Wafat Hari Selasa seperti Ayah, Kakek hingga Buyutnya

NU Jombang Online, 
Almaghfurlah KH Maimoen Zubair menginginkan meninggal hari Selasa dan sedang berada di Tanah Suci Makkah merupakan cerita yang mutawatir atau diceritakan banyak orang. Salah satu yang pernah mendengar cerita dan keinginan tersebut adalah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. 

“Saya mendengar langsung keinginan Mbah Moen dari beliau sendiri,” ungkap Kiai Said di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa (6/8) sesaat selepas menyampaikan belasungkawa atas nama Nahdliyin di hadapan para awak media. 

Menurut Kiai Said, Mbah Moen pernah bercerita bahwa ayah, kakek, hingga buyutnya meninggal di hari Selasa. Oleh sebab itu, dirinya pun akan meninggal hari Selasa. 

“Ayahku, mbahku, buyutku meninggal hari Selasa. Aku pun ingin hari Selasa,” ungkap Kiai Said menirukan ungkapan Mbah Moen.

Salah seorang menantu Mbah Moen KH, KH Zuhrul Anam Hisyam (Gus Anam) melalui akun Facebooknya menyampaikan tentang keinginan mertuanya tersebut serti meminta didoakan orang lain agar keingininannya itu dikabulkan Allah.  

“Mbah Yai Maimun pernah dawuh, minta didoakan meninggal pada hari Selasa karena biasanya orang ahli ilmu itu meninggalnya hari Selasa. Dan minta didoakan meninggal di Makkah pas haji,” kata Gus Anam melalui Facebooknya yang diakses NU Online Selasa (6/8) pukul 11.25. “Masya Allah, diijabah oleh Allah semuanya,” lanjut kiai yang tinggal di Banyumas ini. 

Ternyata memang betul, Allah mengabulkan keinginan Mbah Moen tersebut. Ia meninggal dunia pada Selasa pukul 04.17 waktu Arab Saudi saat menjalankan ibadah haji di Makkah.   

Mbah Moen, kiai berusia 91 tahun ini berangkat ke Tanah Suci Makkah pada Ahad 28 Juli. Meskipun usia sudah lanjut, hampir tiap musim haji, pengasuh pondok pesantren Al-Anwar, Rembang, Jawa Tengah ini melaksanakan rukun Islam kelimat tersebut. 

Pada saat wafatnya Mbah Moen merupakan seorang mustasyar (penasihat) PBNU. Pada muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur pada 2015 lalu, ia merupakan salah seorang dari sembilan ulama ahlul halli wal aqdi yang menentukan pemimpin tertinggi di NU, yaitu rais aam. (Abdullah Alawi/nuo) 


Editor:

Nasional Terbaru