• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Jumat, 19 April 2024

Opini

Cara Rasulullah Memberdikarikan Warga

Cara Rasulullah Memberdikarikan Warga
Cara Rasulullah Memberdikarikan Warga
Cara Rasulullah Memberdikarikan Warga

Oleh: Ali Makhrus*
Imam Malik atau Anas bin Malik mengisahkan bahwa suatu hari seorang laki — laki datang ke tempat Rasulullah SAW. ia lalu mengatakan maksud kedatanganya kepada beliau, “Ya Rasulallah, saya dan keluarga tidak memiliki sesuatu pun untuk makan !”.

 

Rasulullah lalu bertanya kepadanya, “apakah tidak ada sesuatu pun di rumahmu ?”. Laki — laki itu menjawab, “saya hanya memiliki sebuah tikar yang sudah robek, kami duduk dan tidur di atasnya. Bahkan, menjadikan sebagiannya untuk selimut. Saya juga memiliki sebuah bejana untuk makan, minum dan mencuci kepala”.

 

Rasulullah lalu berkata padanya, “Bawalah keduanya kemari !”. laki — laki itu lalu pulang ke rumahnya, tak lama kemudian, ia membawa tikar dan bejana miliknya. Rasulullah lalu berkata kepada orang yang hadir, Siapakah yang mau membeli barang — barang ini ?”. lalu ada orang yang menawarnya satu dirham. Rasulullah lalu berkata, “Adakah yang mau melebihinya ?”.

 

Lalu ada orang yang melebihinya dua dirham, Nabi segera memberikan uang dua dirham pada laki — laki itu sembari berkata, “Ambillah satu dirham untuk makan keluargamu, lalu satu dirham lagi belikanlah sebuah kapak dan bawa kemari”.

 

Laki — laki itu segera membeli kapak dan membawanya kepada Rasulullah, lalu beliau berkata padanya, “Pergilah mencari kayu dengan kapak ni, lalu juallah kayu itu ! janganlah datang ke sini selama 15 hari.

 

Maka laki — laki itu melaksanakan apa yang dianjurkan Rasulullah saw. akhirnya, ia mendapatkan uang 10 dirham dari hasil penjualan kayu. Uang itu dapat untuk membeli makanan dan pakaian untuk keluarganya. Ia lalu memberitahukan hal ini kepada Rasulullah. Beliau lalu bersabda, “Tidakkah ini lebih baik bagimu? Dari pada bila kamu datang pada hari kiamat, sedangkan minta — mintamu akan berupa titik hitam di wajah. Bahkan, tidak dapat dihapus kecuali oleh api neraka”.

 

Wallahu alamu bis showab. Semoga bermanfat.

 

Dioalah dari berbagai sumber:
Ariany Syurfah, 365 Kisah Teladan Islam; Sehari Satu Kisah Selama Setahun, Cet-1, Jakarta: Penebar Swadaya, 2010, hal 152.

 

*Penulis adalah mahasiswa pascasarjana UIN Jakarta


Editor:

Opini Terbaru