• logo nu online
Home Warta Ekonomi Daerah Bahtsul Masail Pendidikan Neraca BMTNU Nasional Fiqih Parlemen Khutbah Pemerintahan Keislaman Amaliyah NU Humor Opini BMT NU Video Nyantri Mitra Lainnya Tokoh
Kamis, 28 Maret 2024

Opini

Cara Nabi Sulaiman Memutuskan Sengketa Hak Asuh

Cara Nabi Sulaiman Memutuskan Sengketa Hak Asuh

Oleh Ali Makhrus*

Dikisahkan, ada seorang wanita tua dan wanita muda yang sedang menggendong bayi. Keduanya melewati sebuah tempat, namun di tengah perjalanan seekor srigala menerkam salah satu bayi. Sehingga mereka berdua saling berebut dan bersikeras mengaku bahwa bayi tersebut adalah anaknya. Kemudian keduanya mengadukan persoalannya kepada Nabi Daud. Nabi Daud kemudian memutuskan bahwa bayi tersebut harus diserahkan kepada wanita yang lebih tua. Rupanya, keputusan tersebut membuat wanita muda tidak puas.

Lantas, kedua wanita tersebut memutuskan untuk melanjutkan ke pengadilan Nabi Sulaiman, raja yang terkenal adil dan lihai dalam menyelesaikan masalah. Keduanya mengadukan maslah yang mereka hadapi. Kemudian Nabi Sulaiman as menyuruh pengawalnya untuk mengambil sebuah pisau. Wanita muda terkejut, “untuk apa anda menyuruh pengawal mengambil sebuah pisau?”

Nabi Sulaiman menjawab, “karena kalian berebut bayi itu, aku akan membelahnya menjadi dua agar adil !”. Wanita muda itu kembali terkejut, sambil menangis ia berkata, “Paduka, tolong jangan belah bayi ini, hamba rela menyerahkan bayi tersebut pada wanita tua ini asal kan anda tidak membelah bayi ini”. Di pihak lain, wanita tua tampak senang dengan ketiak Raja Sulaiman hendak membelah bayi itu sebagai bentuk keadilan.

Nabi Sulaiman as kemudian menyerahkan bayi tersebut kepada wanita muda. Beliau yakin ia adalah ibu yang sebenarnya. Hal itu karena ia memiliki naluri seorang ibu yang tidak rela membiarkan anaknya dibelah dua.

Wallahu alamu bis showab. Semoga bermanfat.

Dioalah dari berbagai sumber:
Ariany Syurfah, 365 Kisah Teladan Islam; Sehari Satu Kisah Selama Setahun, Cet-1, Jakarta: Penebar Swadaya, 2010, hal 94)

*Penulis adalah warga NU asal Madiun, Jawa Timur


Editor:

Opini Terbaru